JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya.
Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan dan kekayaan tradisi yang berbeda-beda.
Salah satu tradisi yang sangat unik dan menarik perhatian adalah tradisi potong jari di Papua.
BACA JUGA:Mengenal Layanan Pengaduan Kementerian Sosial: Solusi Mengatasi Masalah Penyaluran Bantuan Sosial
Meskipun praktik ini sudah berkurang secara signifikan dan tidak umum lagi, terdapat catatan sejarah yang mencatat keberadaan tradisi ini di masa lalu.
Tradisi potong jari di Papua merupakan salah satu bentuk tradisi yang dilakukan ketika merasakan kesedihan karena ditinggal oleh anggota keluarga.
Namun, tradisi potong jari di suku Dani memiliki makna yang lebih berarti yaitu sebagai bentuk kerukunan, kesatuan, dan kekuatan dalam diri sendiri ataupun keluarga.
Meskipun terdengar sangat ekstrem dan mungkin sulit dipahami oleh budaya lain, tradisi ini memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Papua.
BACA JUGA:Pemerintah Segera Salurkan BLT Dampak El Nino, Cek Cara Penerima Bansos Online Sekarang Juga!
Tradisi ini dilakukan oleh wanita suku Dani ketika ditinggalkan oleh saudara atau kerabat terdekatnya.
Mereka menganggap menangis tidak akan cukup menandakan bahwa dirinya sedih, sehingga mereka rela memutuskan jarinya untuk menunjukkan kesedihan yang ia rasakan akibat kehilangan orang yang dicintai.
Proses potong jari dimulai dengan persiapan yang matang. Dimulai dengan memutuskan ujung jari tangan atau kaki dengan bambu atau pisau batu, kemudian luka yang diakibatkan oleh penutusan jari itu dibakar dengan api yang berfungsi untuk menghentikan pendarahan dan menyebabkan luka bakar pada jari.
Tak berhenti sampai di situ, jari yang telah diputuskan tadi lalu dikubur di dekat makam orang yang telah meninggal.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tradisi potong jari ini tidak lagi umum dilakukan di Papua saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh budaya luar yang semakin masuk, tradisi ini mulai ditinggalkan oleh beberapa suku di Papua.