JAKARTA SEMARAKNEWS.CO.ID - Pernahkah Anda merasa bisa memahami seseorang hanya dengan pertemuan singkat, atau bahkan dari sekilas pengamatan?
Fenomena inilah yang dikenal sebagai "thin slicing," sebuah kemampuan yang dimiliki manusia untuk menarik kesimpulan mengenai karakteristik, emosi, dan detail lainnya dari individu atau situasi hanya berdasarkan informasi yang terbatas.
"Berpikir" Tanpa Berpikir?
Istilah "thin slicing" pertama kali dipopulerkan oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya, "Blink: The Power of Thinking Without Thinking."
BACA JUGA:Inilah Rincian Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini, Kamis 29 Februari 2024 di Pegadaian!
Ia menggambarkan kemampuan ini sebagai "potongan tipis" pengalaman yang digunakan untuk membentuk penilaian yang akurat dan cepat.
Penelitian menunjukkan bahwa "thin slicing" seringkali melibatkan pengamatan terhadap perilaku nonverbal, seperti ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerakan tangan.
Para ahli berpendapat bahwa kemampuan "thin slicing" ini berkembang melalui pengalaman bertahun-tahun.
Semakin sering kita berinteraksi dengan orang lain dan mengamati perilaku mereka, semakin baik pula kemampuan kita untuk mengenali pola dan membuat penilaian yang akurat.
BACA JUGA:Sikat! Promo Kabisat Spesial Hari Ini, Kamis 29 Februari 2024: Ada Hokben, McD, dan CFC!
Misalnya, seorang dokter yang berpengalaman mungkin dapat mendiagnosis pasien hanya dengan mengamati cara mereka berjalan atau berbicara.
Antara Potensi dan Bias Kognitif
Meskipun "thin slicing" dapat menjadi alat yang ampuh untuk memahami orang lain dengan cepat, penting untuk diingat bahwa kemampuan ini memiliki keterbatasan.
Kesimpulan yang dibuat berdasarkan "thin slicing" tidak selalu akurat dan dapat dipengaruhi oleh bias kognitif, seperti stereotip dan prasangka.
Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati dan tidak terlalu mengandalkan "thin slicing" sebagai satu-satunya sumber informasi untuk menilai orang lain.