JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Bentakan mungkin adalah cara yang paling efektif untuk membuat anak diam seketika saat mereka nakal atau melakukan kesalahan.
Namun, sebelum membentak, pertimbangkan dulu efek jangka panjangnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa komunikasi adalah alat yang sangat vital dalam menentukan arah suatu hubungan, apakah akan berjalan harmonis atau sebaliknya.
BACA JUGA:Siap-siap, Ada Kejutan Indah Menanti 6 Zodiak Ini di Bulan Juni 2024!
Dengan komunikasi yang baik, pemilihan kata yang tepat, dan intonasi suara yang sesuai, hubungan batin yang erat antara orangtua dan anak dapat tercipta.
Sayangnya, tidak banyak orangtua yang memahami hal ini.
Komunikasi sering kali hanya dijadikan alat untuk menyampaikan apa yang diinginkan orangtua kepada anak.
Karena kesal dan merasa anak sulit diberi pengertian, tak jarang orangtua memilih untuk membentak.
BACA JUGA:Informasi Terbaru Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Jumat 31 Mei: Begini Prediksi BMKG!
Menurut para pakar, bentakan adalah salah satu bentuk komunikasi dengan anak yang sebaiknya dihindari.
Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, mengamini hal tersebut.
Ia mengatakan bahwa bentakan bisa berdampak buruk pada anak-anak dan juga dapat merenggangkan ikatan batin antara orangtua dan anak.
Dampak jangka panjang dari bentakan bisa menjadi trauma yang mempengaruhi sikap dan perilaku anak ketika dewasa.
BACA JUGA:Israel Rebur Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Lancarkan Serangan ke Rafah
Anak yang sering dibentak dan diomeli saat kecil cenderung tumbuh menjadi pribadi yang minder, takut mengutarakan pendapat, dan selalu merasa bersalah.