JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Atap adalah salah satu elemen penting dalam desain dan konstruksi sebuah bangunan.
Selain memberikan perlindungan dari cuaca eksternal, atap juga berperan dalam menjaga keseimbangan termal di dalam ruangan.
Di daerah tropis dan subtropis, atap memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal desain dan material yang digunakan.
BACA JUGA:Ramalan Zodiak Gemini Hari Ini, Kamis 23 November 2023: Apakah Keberuntungan Akan Menyertaimu?
Lantas, apa sajakah perbedaan atap tropis dan subtropis? dilansir dari beberapa sumber, simak berikut penjelasannya.
1. Atap Tropis
Daerah tropis umumnya memiliki iklim yang panas dan lembap sepanjang tahun. Oleh karena itu, atap tropis dirancang dengan tujuan utama untuk melindungi bangunan dari sinar matahari yang kuat dan hujan yang sering terjadi.
Sehingga bentuk atap pelana atau perisai yang cenderung miring lebih banyak digunakan karena mampu mengalirkan air hujan dengan baik. Selain itu overstek juga diperlukan untuk melindungi bangunan dari tampias air hujan dan mereduksi sinar matahari.
2. Atap Subtropis
tap subtropis memiliki karakteristik yang berbeda dengan atap tropis. Daerah subtropis umumnya memiliki iklim yang lebih sejuk dan musim yang lebih beragam.
BACA JUGA:Anak Indigo Lihat Ada Sosok Makhluk Halus Mengerikan Penjaga Presiden Jokowi: 'Pakai Baju Loreng'
Oleh karena itu, atap subtropis dirancang untuk menjaga suhu di dalam bangunan tetap hangat selama musim dingin dan mendinginkan ruangan selama musim panas.
Selain itu, atap subtropis dirancang kokoh dengan sudut kemiringan yang tinggi. Hal ini terkait dengan suhu ekstrim saat musim dingin. Karena jika atap tidak kokoh, salju yang menumpuk akan dapat merobohkan rumah.
Atap subtropis juga sering dilengkapi dengan sistem ventilasi atau insulasi tambahan untuk meningkatkan efisiensi energi.
Dalam mendesain dan memilih material atap, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Pertama, iklim dan cuaca setempat harus diperhatikan.