JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Bioetanol merupakan salah satu solusi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas dan berpotensi menciptakan polusi. Negara seperti Brasil telah sukses dalam pengembangan bioetanol dari bahan baku tebu dan jagung.
Namun, Executive Director Brazilian Ethanol Cluster (APLA), Flavio Castellari, mengatakan bahwa tidak hanya tebu dan jagung, tetapi singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk bioetanol.
Menurut Castellari, setiap negara memiliki jenis tumbuhan yang mengandung gula dan berpotensi untuk dijadikan bioetanol. Ia mencontohkan bahwa di Thailand, separuh dari produksi bioetanol mereka berasal dari singkong.
Oleh karena itu, tergantung pada bahan baku yang tersedia di negara tersebut, setiap negara dapat menentukan rutenya sendiri dalam pengembangan produksi bioetanol.
Namun, di Brasil sendiri, Castellari menyebut bahwa negara tersebut saat ini sedang mengembangkan produksi bioetanol generasi kedua menggunakan gas sebagai bahan bakunya.
Dengan memanfaatkan gas, Brasil dapat mengurangi ketergantungan pada tebu dan jagung sebagai bahan baku utama.
Dalam konteks ini, Indonesia masih fokus pada pengembangan bioetanol berbasis tebu. Direktur Bioenergi EBTKE Kementerian ESDM, Edi Wibowo, mengatakan bahwa Indonesia memiliki tanah yang cocok untuk menanam tebu di beberapa daerah seperti Lampung.
Namun, pemerintah juga akan membuka opsi penggunaan tanaman lain seperti sorgum, singkong, dan jagung sebagai bahan baku bioetanol.
Diversifikasi bahan baku merupakan langkah penting dalam pengembangan industri bioetanol di Indonesia. Negara ini memiliki potensi melimpah dengan banyak jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk produksi bioetanol.
Selain itu, Indonesia juga memiliki cadangan gas alam yang cukup besar. Data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa pada tahun 2021, cadangan gas alam di Indonesia mencapai 41,62 triliun kaki kubik persegi, terutama di wilayah Maluku dan Papua.
Memanfaatkan potensi bioetanol dari singkong dan pengembangan bioetanol generasi kedua menggunakan gas sebagai bahan baku dapat menjadi langkah strategis bagi Indonesia.
Diversifikasi bahan baku akan meningkatkan keberlanjutan produksi bioetanol dan mengurangi ketergantungan pada tebu yang membutuhkan lahan yang terbatas.
BACA JUGA:HUAWEI Resmi Rilis MateBook D 16, Dilengkapi Prosesor Intel® Core™ i9 Bro!