BACA JUGA:PT Surveyor Indonesia (Persero) Buka Lowongan Kerja, Lulusan S1 Merapat!
Respons dari warganet pun langsung mengalir setelah komentar tersebut.
Mereka menekankan pentingnya untuk selalu bijaksana dalam menempatkan diri, baik dalam situasi apapun.
"Menempatkan diri dengan tepat, siapa yang bersama kita, dan bagaimana situasinya adalah hal yang sangat penting. Namun, hal ini harus tetap dilakukan tanpa mengurangi rasa hormat," komentar seorang warganet.
Adapun yang lain menyampaikan bahwa sudah menjadi hal yang biasa bagi beberapa orang untuk tidak bisa membedakan situasi dan tidak bisa mengontrol sikap mereka.
BACA JUGA:Setiap 4 Maret Memperingati Hari Obesitas Sedunia, Bertindak Sebelum Terlambat!
"Mungkin bagi mereka hal tersebut sudah menjadi kebiasaan, sehingga sulit bagi mereka untuk berubah," tambah yang lain.
Dalam konteks sosial media, sebagai figur publik, Gus Miftah harus lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara.
Karena setiap tindakan dan perkataannya akan selalu menjadi sorotan publik.
Sehingga, penting bagi kita semua untuk selalu mengingat pentingnya menjaga sikap dan perilaku agar terhindar dari kontroversi yang tidak diinginkan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ENGLISH VERSION:
Psychologist Lita Gading gave sharp criticism to preacher Gus Miftah.
Lita Gading felt that there was a fatal mistake in Gus Miftah when there was a photo showing him eating with officials.
However, Gus Miftah ate with officials in a way that was considered impolite, because his feet were raised.
Therefore, Lita Gading highlighted Gus Miftah's eating ethics, which she considered uncivilized, as if eating at a food stall.