JAKARTA SEMARAKNEWS.CO.ID - Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto sering menghadapi sejumlah persoalan dalam masa lalunya.
Salah satunya adalah Prabowo Subianto selalu dikaitkan dengan kerusuhan Mei 1998 dan isu kudeta yang diduga akan dilakukannya terhadap Habibie.
Polemik tersebut kembali mencuat saat Habibie menceritakan kisah itu di hadapan peserta HUT Aliansi Jurnalis Independen.
Pada saat itu, Prabowo sebagai Panglima Kostrad TNI AD dilaporkan oleh Wiranto karena adanya pasukan liar yang diduga dikendalikan oleh Prabowo bergerak menuju Jakarta.
Meskipun Prabowo selalu menepis kabar mengenai kudeta atau menjadi dalang kerusuhan Mei 1998, Habibie kembali mengungkapkannya.
Prabowo Subianto sendiri mengaku tidak pernah memiliki niatan untuk melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah.
Prabowo menegaskan bahwa tuduhan tersebut hanyalah fitnah belaka.
"Saat itu saya menjabat sebagai Pangkostrad dengan 33 batalyon. Apakah saya benar-benar melakukan kudeta?," ujar Prabowo dalam pernyataan persnya 9 tahun yang lalu.
BACA JUGA:Respons Prabowo Subianto Usai Menyandang Gelar Jenderal Kehormatan dari Presiden Jokowi
"Saya tidak akan melakukannya karena sebagai seorang prajurit sapta marga, saya menghormati konstitusi UUD 1945," tambahnya.
Menanggapi isu tersebut, mantan Danjen Kopassus itu memilih untuk tetap diam. Ia meyakini bahwa waktu dan sejarahlah yang akan membuktikan kebenaran tersebut.
"Saya lebih memilih untuk tidak merespon fitnah tersebut, biarlah waktu dan sejarah yang akan membuktikan semuanya. Seperti pepatah 'Becik ketitik ala ketara'," jelas Prabowo.
Meskipun Prabowo berharap semua akan terungkap dengan jeta, namun ia tetap ragu untuk mengungkap siapa sebenarnya yang terlibat dalam kerusuhan Mei 1998.
BACA JUGA:Ramalan Perasaan Prabowo Subianto ke Titiek: Ada Potensi Keduanya Kembali Bersatu?