Pada meskipun adanya kedua pendekatan akan memiliki kelebihan dan adanya keterbatasan dari masing-masing, pada penggunaan gabungan antara antemortem dan postmortem identification sering kali dapat menghasilkan hasil yang sangat paling akurat dan nantinya dapat diandalkan dalam bentuk upaya untuk identifikasi dari jenazah.
Untuk dapat mengilustrasikan sangat penting pada konsep ini dalam situasi di kehidupan nyata.
Pada meskipun teknologi dan metode identifikasi akan terus semakin berkembang, masih ada tantangan yang sangat besar untuk dihadapi dalam upaya identifikasi dari jenazah tersebut.
Salah satunya adalah ketika jenazah telah ditemukan dalam kondisi yang sudah sangat rusak atau terbakar, yang dimana dapat membuat pada proses identifikasi akan menjadi lebih sulit nantinya.
Dalam kasus seperti itu, ahli forensik harus dapat mengandalkan pada teknik lanjutan seperti pada pemodelan forensik 3D untuk dapat merekonstruksi atau struktur pada tulang korban.