Kejadian pertama dimulai saat S mengunjungi Taufanoz di sekolah tempatnya bekerja, awalnya Taufanoz merasa tersentuh karena mengira bahwa S adalah salah satu dari pengikut setia yang rela datang jauh-jauh untuk bertemu dengannya.
Namun, harapan Taufanoz agar S tidak lagi muncul di tempat kerjanya tidak diindahkan, bahkan S terus menguntitnya tanpa henti.
Meskipun Taufanoz berupaya memberikan batasan, perilaku menguntit yang dilakukan oleh S tetap berlanjut, meningkatkan ketegangan dan kekhawatiran dalam kehidupan sehari-hari Taufanoz.
BACA JUGA:Mobil Matic Lebih Rawan Rem Blong, Mitos atau Fakta? Yuk Kita Bahas
Lalu ia kembali menceritakan pengalamannya, “Pikir aku teh kasian ya jauh-jauh datang seorang diri, apalagi cewek. Lalu aku kasih wejangan secara halus biar gak usah lagi datang karena berisiko banget buat dia,” tulisnya.
Namun, keputusan Taufanoz untuk memberikan nasihat halus tersebut tidak menghentikan tindakan si S, seperti yang dinyatakan Taufanoz.
“Tapiiii si S ini ternyata datang lagi sampai beberapa kali...”
Ngeri banget sekelas guru aja ada yg nguntit, apa yang dialami guru (+konten kreator) ini kalau di Korea istilannya 'sesaeng' bukan sih? cr.taufanoz
— Tanyarlfes (@tanyarlfes) April 26, 2024
???? pic.twitter.com/16lYc8WIvL
Kesalahan itu menyoroti ketegangan yang dialami Taufanoz karena keberanian si S yang tetap bertahan dalam menguntitnya, meskipun sudah diberi peringatan.