JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Pada seluruh wilayah di Indonesia sedang dilanda pada suhu panas yang dimana telah menyebabkan cuaca yang sangat terik pada saat siang hari tiba.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto telah mengatakan, bahwa pada suhu panas di Indonesia disebabkan oleh posisi semu matahari yang berada dekat sekitar Khatulistiwa.
“Suhu panas itu biasanya dia (suhu panas) seiring pergerakan sinar Matahari dari ekuator ke belahan Bumi utara. Nanti balik lagi ke ekuator lagi dan belahan Bumi selatan,” kata Guswanto dalam konferensi pers di Jakarta Sabtu, 4 Mei 2024.
BACA JUGA:Ramalan Keuangan Zodiak Taurus Mei 2024: Ada Hal Baik dan Saran yang Perlu Diperhatikan!
Menurut dari Guswanto, pada suhu panas yang telah terjadi masih akan terus berlangsung hingga bulan Agustus- September.
Pada kondisi ini menurut Guswanto sangat lumrah terjadi di Indonesia.
Meskipun pada cuaca di Indonesia masih terasa begitu sangat terik pada awal Mel 2024, Guswanto telah menyebutkan bahwa pada fenomena ini bukanlah heatwave atau gelombang panas seperti yang telah terjadi di Thailand dan Filipina.
Lantas, apakah perbedaan suhu panas dengan heatwave?.
BACA JUGA:Heboh! Pedagang Somay Curi 675 Celana Dalam Milik Wanita, Terbongkar Motif Dibaliknya!
Guswanto telah menjelaskan, bahwa pada suhu panas yang sedang terjadi di Indonesia sangat berbeda dengan heatwave.
Hal ini dikarenakan pada fenomena ini hanya dipicu oleh adanya faktor dari pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu Matahari yang dimana telah dapat terjadi secara terus berulang pada setiap tahun nya.
Sementara itu pada gelombang panas atau heatwave telah terjadi ketika terbentuk nya pusat pada tekanan tinggi di atmosfer atas lebih dari tiga kilometer.
Pada terbentuknya dari pusat tekanan tinggi telah menyebabkan terjadinya udara panas yang terdiam di titik itu dalam waktu yang sangat lama, harian, hingga pada mingguan.
BACA JUGA:Ramalan Indigo Miyan Sumaryana: Sesar Aktif Ancam Jakarta, Gempa Dahsyat Akan Terjadi?
“Udara panas bertekanan tinggi ini pun kemudian turun, memanaskan udara di permukaan secara adiabatik. Kejadian ini jamak dikontrol oleh pola arus jet (jetstream) dan gelombang Rossby,” ujar Guswanto.