JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Setiap anak terlahir dengan kepribadian, minat dan bakat yang unik, namun, saat orangtua memaksakan kehendak tanpa mempertimbangkan keinginan sang anak, hal ini bisa menyebabkan stres dan tekanan yang berlebihan.
Pemaksaan kehendak tersebut bisa membawa dampak negatif yang serius bagi perkembangan psikologis pada anak tersebut.
Berikut ini beberapa dampak negatif yang akan timbul saat orangtua memaksakan kehendak pada anaknya.
BACA JUGA:Apa Itu Fenomena Dedolarisasi? Ini Dampak dan Manfaatnya Terhadap Indonesia
Makanan untuk anak-rawpixel.com-Freepik
1. Anak Tidak Mampu Menentukan Keputusannya Sendiri
Pola asuh yang memaksa anak untuk mengikuti kehendak orangtua sebenarnya bisa menghambat perkembangan kemandirian anak.
Anak-anak jadi terbiasa hidup dalam aturan yang telah ditetapkan oleh orangtua, sehingga kurang memiliki kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan untuk mengambil keputusan sendiri.
Dengan adanya tekanan dari orangtua, anak cenderung mengalami ketergantungan yang berlebihan pada orangtua dalam hal pengambilan keputusan, hingga akhirnya mereka merasa tidak percaya diri untuk membuat keputusan sendiri karena takut melakukan kesalahan yang tidak sesuai dengan keinginan orangtua.
BACA JUGA:Orang Tua Bercerai Sejak Dirinya Kecil, Azriel Akui Selalu Dibully Teman Sekolahnya
2. Anak Jadi Tidak Berani Berpendapat
Anak yang tumbuh besar dalam lingkungan keluarga di mana orangtua cenderung memaksakan kehendak akan cenderung mengalami kesulitan dalam mengemukakan pendapat, terutama ketika berinteraksi di dunia sekolah dan pekerjaan.
Hal itu terjadi karena dalam lingkungan keluarga, mereka terbiasa dengan pola komunikasi yang menutup ruang untuk diskusi dan pengungkapan pendapat, akibatnya, anak-anak tersebut mungkin merasa kurang percaya diri dan takut untuk berbicara terbuka kepada orang lain.
Pola komunikasi yang terbatas dalam keluarga juga bisa mempengaruhi kemampuan anak-anak untuk beradaptasi dan bersosialisasi di lingkungan luar.
Mereka mungkin merasa tidak nyaman atau tidak yakin dalam mengungkapkan pendapat di hadapan teman sebaya atau rekan kerja karena kurangnya pengalaman dalam berdiskusi dan bernegosiasi.