PNIB Minta Pemerintah Tegas Larang Wahabi: Jangan Sampai Terus Melakukan Aksinya!

Selasa 11-06-2024,18:22 WIB
Reporter : Jihan Meiby
Editor : Priya Satrio

JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Slogan Menuju Indonesia Emas mempunyai makna masa depan bangsa gemilang, kemilau bak emas permata.

Cita-cita bangsa yang kaya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia unggul menjadi modal menjadi bangsa besar di bawah pemerintahan yang bersih konsisten dan bermartabat.

Namun segalanya bisa berubah ketika pondasi bangsa berupa ideologi masih Pancasila belum selesai disepakati oleh seluruh elemen bangsa. 

BACA JUGA:Inilah 5 Destinasi 'InstaGems' di Selandia Baru yang Menarik Buat Dikunjungi

“Indonesia Emas bisa berubah menjadi Indonesia Cemas jika masih ada paham-paham asing yang ingin mengganti ideologi Pancasila dan menolak kebhinekaan. Kecemasan masyarakat cukup beralasan ketika di sekitar masih kita temui aksi intoleransi, anti keberagaman dan konflik SARA dalam kemasan politik identitas.” Jelas Gus Wal selaku ketua umum organisasi kemasyarakatan lintas Agama, budaya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) saat diwawancarai oleh awak media.

Ketegasan pemerintah dan aparat melarang penyebaran paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD’45 mutlak diperlukan.

Kepentingan bangsa menjadi taruhan ketika kepentingan asing yang masuk melalui dakwah pemecah belah dan organisasi keagamaan yang didanai pihak luar masih bebas kita temui.

BACA JUGA:Air New Zealand Buka Jalur Penerbangan Sepanjang Tahun dari Denpasar ke Auckland

“Pendakwah Wahabi, organisasi baru terafiliasi khilafah masih bebas melakukan perekrutan anggota dengan iming-iming materi. Mereka melakukannya dengan sistemik dan massif dan tiba saatnya sudah membesar, kita baru menyadarinya sebagai sebuah ancaman disintegrasi bangsa. Sekolah dan lembaga pendidikan yang didanai tokoh-tokoh Wahabi masih banyak yang beroperasi. Di Jombang salah satunya, sedang dibangun Boarding School yang dibiayai Wahabi dengan target menjadi yang terbesar se Asia Tenggara. Di Jawa Barat demikian pula, mereka bermodal besar untuk menanamkan pengaruhnya kepada generasi pelajar melalui dunia pendidikan. Ini menjadi kecemasan kita semua dan ke-emasan bagi mereka jika tidak dilarang” lanjut Gus Wal mengungkapkan sejumlah fakta.

Di sisi lain tragedi genosida di Palestina menyita perhatian semua pihak yang merasa prihatin.

Di beberapa daerah, menurut pantauan PNIB, kelompok khilafah mendompleng isu kemanusiaan dengan melakukan aksi bela Palestina dan pengumpulan donasi.

Gus Wal kembali mengingatkan bahaya laten khilafah yang selalu hadir memanfaatkan situasi yang sedang hangat.

BACA JUGA:Masha Allah! Risty Tagor Dapat Undangan Haji dari Raja Salman: Ini Keajaiban

“Di Surabaya dan Jogja, mereka melakukan aksi bela Palestina tetapi dengan cara menyerukan tegakknya khilafah. Bagi PNIB itu menjadi upaya memecah belah umat yang paling nyata kita saksikan. Paham khilafah sudah dilarang di Indonesia karena bertentangan dengan Pancasila, tetapi masih dibiarkan memprovokasi masyarakat. Aparat semestinya bisa bertindak tegas menghentikan aksi mereka sebelum banyak korban terpengaruh orasi dan provokasi mereka. PNIB dan segenap elemen masyarakat yang peduli tetap tegaknya NKRI akan terus melakukan perlawanan pada mereka. Jaga kampung, jaga desa, waspadai upaya memecah belah dengan bertopeng fanatisme Agama” pesan Gus Wal di akhir pernyataannya.

Kategori :

Terpopuler