JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Jepang saat ini tengah menghadapi wabah bakteri langka dan mematikan, yaitu bakteri pemakan daging.
Jepang melaporkan bahwa jumlah kasus yang ditemukan pada tahun ini jauh lebih banyak daripada tahun sebelumnya.
Sebenarnya apakah bakteri pemakan daging ini? Temukan jawaban lengkapnya berikut ini.
BACA JUGA:Lowongan Kerja PAM JAYA Jakarta untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Dia 10 Posisi yang Dibutuhkan!
Selama 6 bulan terakhir ini Jepang sedang dilanda wabah bakteri pemakan daging yang memiliki nama ilmiah Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS).
STSS disebabkan oleh bakteri Streptococcus Pyogenes yang lebih umum dikenal sebagai streptokokus grup A.
Disebut sebagai bakteri pemakan daging karena bakteri ini bisa menghancurkan kulit, lemak dan jaringan yang menutupi otot hanya dalam waktu yang singkat.
Meskipun jarang terjadi namun infeksi bakteri ini bisa sangat berbahaya karena bisa menyebabkan pasien meninggal dunia dalam waktu 24 sampai 48 jam saja.
BACA JUGA:Habis Gajian? Segera Manfaatkan Promo Buy 2 Get 3 Semua Varian Minuman di Family Mart!
Berdasarkan data terbaru, Jepang melaporkan bahwa sepanjang tahun 2024 ini terdapat sebanyak 1.019 kasus bakteri pemakan daging ini, hingga disebut sebagai jumlah tertinggi yang pernah ada.
Jumlah tersebut bahkan jauh lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya yang hanya terdapat 941 kasus terinfeksi dan 97 kasus kematian.
Angka kematian yang terhitung hingga 2 Juni 2024 mencapai hingga 30 persen.
Pada bulan Januari sampai Maret 2024, dilaporkan sebanyak 77 orang meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit ini.
BACA JUGA:Ramalan Zodiak Sagittarius Hari Ini, Kamis 27 Juni 2024: Hari yang Menyenangkan Bagimu!
Dengan jumlah kasus yang terjadi hingga hari ini, diperkirakan jumlah kasus bakteri pemakan daging di Jepang bisa mencapai angka 2.500 kasus dengan tingkat kematian 30 persen.