JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menyampaikan kekhawatirannya terhadap perdagangan senjata antara Korea Utara dan Rusia.
Ia menganggapnya sebagai potensi ancaman serius terhadap perdamaian global.
Dalam pandangannya, menjaga kekuatan dan aliansi antara negara-negara demokrasi liberal menjadi krusial untuk melindungi nilai-nilai kebebasan dari gangguan yang tidak terkendali.
BACA JUGA:Lowongan Magang Bank BRI Terbaru Juli 2024 Posisi Teller, Buruan H-4 Penutupan!
Yoon menekankan perlunya solidaritas internasional dalam menghadapi tantangan dari "elemen-elemen yang tidak bertanggung jawab," yang bisa mengganggu stabilitas dan keamanan global secara keseluruhan.
Di Hawaii, Yoon Suk Yeol mengemukakan pandangannya tentang perdagangan senjata antara Korea Utara dan Rusia, menyoroti dampak potensialnya terhadap stabilitas global.
Dalam diskusinya dengan Laksamana Samuel Paparo dari Komando Indo-Pasifik AS, Presiden Korea Selatan menekankan urgensi untuk memperkuat postur pertahanan gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Yoon berpendapat bahwa kerja sama militer yang erat antara kedua negara sangat penting dalam menghadapi tantangan keamanan dari pihak yang tidak bertanggung jawab yang dapat mengganggu perdamaian dunia.
BACA JUGA:Waduh! Pengendara Moge Marahi Sopir Bus Damri, Padahal Salah Lawan Arah
Visinya adalah untuk memastikan bahwa aliansi demokrasi liberal tetap kuat dalam menjaga kebebasan dan nilai-nilai fundamental di tengah ketegangan geopolitik yang semakin kompleks.
"Melakukan perdagangan senjata ilegal dengan Rusia, Korea Utara tidak hanya mengancam perdamaian di Semenanjung Korea tetapi juga secara global," ucap Yoon dalam pidatonya.
Yoon Suk Yeol mampir sejenak di Hawaii dalam perjalanan menuju Washington untuk menghadiri puncak NATO, di mana ia mewakili salah satu dari empat mitra Asia-Pasifik.
Dalam kunjungannya, kekhawatiran Yoon atas eskalasi persenjataan Korea Utara semakin membesar setelah negara itu baru-baru ini menandatangani perjanjian dengan Rusia yang mencakup kerjasama pertahanan bersama.
BACA JUGA:Khusus Lulusan S1, Cenindo Perkasa Buka Lowongan Kerja Terbaru 2024
Menurut Yoon, langkah ini tidak hanya meningkatkan ketegangan regional tetapi juga menimbulkan potensi ancaman serius terhadap stabilitas global.