Mubaliq juga sempat bertanya kepada wanita tersebut mengenai alasan di balik kemarahannya.
Wanita itu menjelaskan bahwa sejak perusahaan tambang hadir di daerah tersebut, rumahnya menjadi sering kebanjiran setiap kali hujan turun.
Padahal, sebelumnya, meskipun desa-desa lain di sekitar sering mengalami banjir namun rumahnya tidak pernah terkena dampak.
BACA JUGA:Porsche Kirim 155.945 Kendaraan di Setengah Tahun Pertama 2024
Ia menambahkan bahwa jarak rumahnya dengan jalan hauling perusahaan tambang tersebut hanya sekitar lima meter.
Dalam perkembangan terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Tengah, Rais Musa, menyatakan bahwa Desa Lelilef Woebulan memang merupakan daerah yang sering terkena banjir setiap kali hujan turun.
Rais menjelaskan bahwa kondisi ini diperparah dengan adanya pembangunan indekos di wilayah tersebut, yang semakin menghambat aliran air dan menyebabkan banjir semakin parah.
"Kalau di Desa Lelilef Woebulan itu langganan banjir, apalagi kondisi sekarang dengan pembangunan yang ada, pembangunan kos-kosan," kata Rais Musa.
BACA JUGA:3 Promo Menarik Kopi Kenangan Menuju Akhir Bulan Juli 2024, Bisa Gratis Upsize!
Rais menambahkan bahwa pihaknya telah berupaya untuk mencari solusi atas masalah banjir yang kerap melanda desa tersebut.
Namun, ia juga mengakui bahwa penanganan masalah ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah tersebut.
Ia berharap bahwa perusahaan tambang tersebut dapat segera merealisasikan janji mereka untuk membangun saluran air guna mencegah banjir di masa mendatang.
Insiden ini menyoroti dampak negatif dari aktivitas pertambangan terhadap lingkungan dan kehidupan warga setempat.
BACA JUGA:Link Nonton Film Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore, Sekuel Harry Potter yang Sangat Seru!
Banjir yang terjadi di Desa Lelilef Woebulan menunjukkan pentingnya komitmen perusahaan dalam menjaga lingkungan dan memenuhi janji mereka kepada masyarakat sekitar.
Masyarakat berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan perusahaan tambang dapat lebih bertanggung jawab dalam menjalankan operasinya.