JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Insiden dugaan pelecehan seksual di KRL Yogyakarta-Solo menarik perhatian luas di media sosial.
Seorang penumpang mengaku menjadi korban pelecehan oleh sesama penumpang, yang kemudian memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Menurut laporan yang beredar, kejadian ini terjadi di salah satu rangkaian KRL Yogyakarta-Solo yang saat ini belum dilengkapi dengan kamera CCTV.
Tarif KRL Segera Berubah? Ini Pembahasannya-@tsd_photograph-Twitter
Hal ini membuat identifikasi pelaku menjadi sulit, karena data identitas penumpang tidak tercatat secara lengkap.
Mobilitas penumpang yang bebas tanpa nomor kursi juga menambah kendala dalam penanganan kasus ini.
PT KAI melalui juru bicaranya, Anne Purba, menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan berkomitmen untuk meningkatkan langkah-langkah pencegahan serta penanganan pelecehan seksual di KRL.
PT KAI juga menyatakan akan mengawal laporan dari korban dan siap memberikan bantuan keamanan selama proses pengaduan berlangsung.
Mereka menegaskan pentingnya melaporkan setiap insiden untuk ditindaklanjuti dengan serius.
Selain itu, PT KAI berencana untuk menyempurnakan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait pencegahan dan penanganan pelecehan seksual di dalam kereta.
Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah pemasangan kamera CCTV di rangkaian KRL Yogyakarta-Solo yang saat ini hanya tersedia di stasiun-stasiun tertentu di Jakarta.
Insiden ini mengundang berbagai tanggapan dari netizen, banyak di antaranya mendesak PT KAI untuk segera mengambil tindakan tegas dan memastikan keamanan penumpang selama perjalanan.
BACA JUGA:Traveloka EPIC Sale Kolaborasi dengan Ji Chang Wook Hadirkan Online Travel Sale Terbesar
Beberapa penumpang juga mengungkapkan kekhawatiran mereka dan berharap agar moda transportasi umum seperti KRL bisa menjadi tempat yang aman bagi semua kalangan, termasuk wanita, anak-anak, dan lansia.