JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - The Devil's Deal adalah film thriller politik Korea Selatan yang mengisahkan perjalanan gelap seorang politisi bernama Hae-woong yang terjebak dalam intrik kekuasaan dan ambisi.
Cerita bermula ketika Hae-woong, seorang calon anggota majelis nasional, dihadapkan pada realitas kejam dunia politik yang penuh manipulasi.
Dalam usahanya untuk memenangkan pemilu, ia terlibat dalam kesepakatan rahasia dengan tokoh-tokoh berpengaruh, termasuk seorang bos mafia dan seorang konglomerat besar.
Rekomendasi drakor detektif-freepik-Freepik
Namun, kesepakatan tersebut membawa Hae-woong ke dalam pusaran konflik dan bahaya yang tak terduga.
Di tengah ambisi politiknya yang semakin membara, Hae-woong mulai kehilangan kendali atas dirinya dan situasi di sekitarnya.
Ketika ia menyadari bahwa setiap langkah yang diambilnya hanya semakin mengikatnya dalam jaring kekuasaan yang rumit, Hae-woong dihadapkan pada pilihan sulit, mempertahankan moralitasnya atau tenggelam lebih dalam dalam dunia kejahatan untuk mencapai tujuannya.
Ketegangan dalam film ini dibangun dengan apik melalui penggambaran karakter-karakter yang kompleks dan dinamis, masing-masing dengan agenda tersembunyi mereka sendiri.
BACA JUGA:5 Larangan Buat Pedagang Menurut Primbon Jawa, Awas Bisa Bikin Bangkrut!
Hae-woong harus berhadapan dengan lawan-lawan yang licik dan tidak kenal ampun, serta menghadapi pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya.
Di tengah perjuangan kerasnya, Hae-woong juga harus berurusan dengan rasa bersalah dan tekanan moral yang terus menghantuinya.
Visual dalam The Devil's Deal menambah nuansa gelap dan suram, mencerminkan tema-tema korupsi, keserakahan dan pengkhianatan yang menjadi inti dari narasi.
Dengan alur cerita yang penuh dengan kejutan dan twist yang tak terduga, film ini mengajak penonton untuk merenungkan tentang batas tipis antara ambisi dan kehancuran.
The Devil's Deal berhasil menyajikan kisah yang tidak hanya menarik dari segi plot, tetapi juga menyuguhkan kritik sosial terhadap dunia politik yang sering kali beroperasi di bawah bayang-bayang kekuasaan dan kepentingan pribadi.