Terjawab! Penyebab Suhu Panas di Indonesia Mencapai 39 Derajat Celcius, BMKG Beberkan Fenomena ini...

Terjawab! Penyebab Suhu Panas di Indonesia Mencapai 39 Derajat Celcius, BMKG Beberkan Fenomena ini...

Suhu Panas Ekstrem Melanda Wilayah di Indonesia, BMKG beberkan fenomena penyebabnya--Pixabay

JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID --- Cuaca ekstrem panas sedang membuat kita "berkeringat" di Indonesia belakangan ini.

Bukan musim kemarau biasa, kali ini perasaannya lebih seperti terkena sinar mentari yang membakar kulit.

BMKG, badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika sudah memberikan penjelasan mengenai fenomena ini.

Berdasarkan informasi terbaru dari BMKG per 10 Oktober 2023, sebagian besar wilayah Pulau Jawa belum mendapatkan hujan sama sekali atau mengalami periode tanpa hujan ekstrem yang sudah berlangsung lebih dari 60 hari.

Sementara itu, sebagian besar wilayah Sulawesi mengalami periode tanpa hujan kategori panjang selama 21 hingga 30 hari, bahkan lebih panjang lagi.

BACA JUGA:Alhamdulillah! Dana KIP Cair Rp 1 Jutaan di Bulan Oktober 2023 ini, Begini Cara Ngeceknya

Untuk wilayah Sumatra bagian selatan, mereka sudah terbiasa dengan periode tanpa hujan yang sangat panjang, mencapai 31 hingga 60 hari.

Menurut BMKG, suhu maksimum harian di Indonesia saat ini berkisar antara 35 hingga 39 derajat Celcius.

Terlepas dari kondisi tersebut, BMKG mencatat bahwa sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya yang berada di selatan ekuator, masih berada dalam musim kemarau dan beberapa daerah lainnya mulai memasuki masa transisi musim pada bulan Oktober dan November ini. Oleh karena itu, cuaca cerah masih akan mendominasi di siang hari.

Lantas, apa saja faktor-faktor penyebab cuaca panas ini di Indonesia?

Pertama, menurut BMKG, tingkat pertumbuhan awan pada siang hari cukup minim di sebagian besar wilayah Indonesia saat ini.

BACA JUGA:Simpel! Amalan Gus Baha ini Bisa Mengusir Kemiskinan dan Mendapat Limpahan Rezeki: Cukup Ucapkan Salam?

Hal ini menyebabkan suhu di siang hari terasa sangat panas.

Kedua, pengaruh penyinaran Matahari yang lebih intens juga berperan dalam cuaca panas ini. Terutama bagi wilayah Indonesia yang berada di selatan ekuator, mereka mendapatkan intensitas penyinaran Matahari yang lebih tinggi dibanding wilayah lainnya.

Selain dua faktor tersebut, ada faktor-faktor lainnya yang turut berdampak pada suhu panas ini. BMKG menjelaskan bahwa faktor-faktor tersebut tidak bisa dipisahkan dalam meningkatkan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan bumi.

Meskipun demikian, BMKG memprediksi bahwa kondisi cuaca panas ini masih akan berlanjut pada Oktober 2023.

Bahkan, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mencatat bahwa tahun ini menjadi tahun dengan rekor suhu tertinggi.

Temukan konten semaraknews.co.id menarik lainnya di Google News

Source
Tag
Share
Berita Lainnya