Lonjakan Saham Emiten Kesehatan Tercatat Saat Kasus Covid-19 Meningkat di Indonesia

Lonjakan Saham Emiten Kesehatan Tercatat Saat Kasus Covid-19 Meningkat di Indonesia

Lonjakan Saham Emiten Kesehatan Tercatat Saat Kasus Covid-19 Meningkat di Indonesia--Freepik

Sentimen positif juga dihasilkan dari rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, yang akan menerapkan kebijakan "soft landing" pada 2024.

BACA JUGA:Flek Hitam Bikin Nggak Pede? Lakukan Perawatan Ini untuk Menghilangkannya

Menurut Nafan, kebijakan suku bunga yang lebih lunak dari The Fed akan memberikan sentimen positif terhadap emiten-emiten farmasi, termasuk KLBF, yang aktif dalam kegiatan ekspor-impor bahan baku untuk produksi obat-obatan.

"Soft landing policy akan diterapkan The Fed mulai tahun depan sehingga membuat dolar AS terdepresiasi dan emiten yang memanfaatkan ekspor-impor bahan baku untuk pembuatan produk obat-obatan akan mendapatkan benefit dari depresiasi dolar AS tersebut," papar Nafan.

Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan investor untuk mengakumulasi saham KLBF dengan target harga atau target price di level Rp1.960 dan support di posisi 1.550. Hari ini, saham KLBF ditutup melemah 2,71% menuju level Rp1.615 per lembar.

BACA JUGA:PPATK Temukan Transaksi 'Janggal' Dana Kampanye, Begini Respons KPK

Di sisi lain, saham Itama Ranoraya (IRRA) telah mengalami lonjakan sebesar 62,62% hanya dalam sepekan terakhir dan mencapai level Rp870 per saham pada Rabu, 20 Desember 2023.

Saham IRRA juga mengalami kenaikan 25% selama dua hari beruntun sebelumnya.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengingatkan bahwa volume perdagangan saham IRRA telah cenderung menurun, dan indikator Stochastic sudah berada di area overbought yang rawan untuk mengalami dead cross.

Peningkatan yang signifikan dalam waktu singkat perlu diperhatikan secara cermat oleh investor, dan keputusan investasi sebaiknya didasarkan pada pertimbangan yang matang.

Temukan konten semaraknews.co.id menarik lainnya di Google News

Tag
Share
Berita Lainnya