David Ozora Ungkap 'Borok' AG: Dia Sering Ngirim-ngirim Pap Gitu Padahal Aku Nggak Minta!

Selama dirawat di rumah sakit, David menjalani berbagai terapi, salah satunya adalah mendengarkan musik.

Hal ini sesuai dengan anjuran dokter dan juga selera musiknya sendiri.

BACA JUGA:Strategi Pintar Menurunkan Harga Beras dan Mendukung Petani

"Dokter dan ayahku merekomendasikan untuk mendengarkan musik yang kami sukai. Musik berat seperti heavy metal dan death metal," ungkap David.

Namun, David mengakui bahwa terapi pascakoma tidaklah mudah. Ia harus menghadapi rasa sakit yang luar biasa.

"Setelah itu, masih ada terapi lain seperti tidur di atas kasur dengan posisi berdiri yang sangat menyakitkan. Saat itu, rasanya seperti masih dalam mimpi dan belum nyata," tambahnya.

Terkait kejadian ini, David berharap agar para korban kekerasan tidak lagi mengalami penderitaan yang serupa.

BACA JUGA:Pernyataan PP Muhammadiyah Mengenai Penetapan Tanggal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H

Ia mengajak semua orang untuk terus memperjuangkan keadilan dan mendorong penegakan hukum yang lebih baik.

Pengalaman David menjadi korban penganiayaan sadis ini menunjukkan betapa pentingnya kesabaran, dukungan dari keluarga, dan semangat untuk pulih secara fisik dan mental.

David merupakan contoh inspiratif bagi mereka yang sedang menjalani proses pemulihan, bahwa mereka juga bisa bangkit dan melanjutkan kehidupan mereka.

Dengan meningkatnya kesadaran akan tindak kekerasan dan perlunya dukungan psikologis bagi para korban, diharapkan kasus-kasus serupa dapat dihindari di masa depan. 

Semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga perlindungan anak, perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan menjamin keadilan bagi semua korban.

--------------------------------------------------------------------------------

ENGLISH VERSION OF THE ARTICLE: