Ini Dampak 'Silent Treatment' Dalam Hubungan, Jangan Diam Terlalu Lama Ya!
silent Treatment Pada Pasangan-@stockking-Freepik
JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Mungkin saja kalian pernah merasakan hubungan yang sedang kurang baik atau sedang berdebat dengan pasangan tentang sesuatu, dan pasangan kalian justru tidak mau berbicara.
Dan disisi kalian sedang ingin memohon untuk menyelesaikan pertengkaran tersebut, sementara pasangan kalian bersikap seolah-olah tidak ada masalah.
Perilaku seperti ini lah yang biasa disebut sebagai "silent treatment".
Sebuah taknik yang bisa dibilang manipulasi yang dilakukan oleh seseorang saat menyelesaikan masalah dengan cara memilih diam, sehingga pasangan yang menerima perilaku tersebut akan merasa kebingungan, frustasi, dan merasa kalau dirinya tidak dicintai.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG di Wilayah Jabodetabek Minggu, 4 Februari 2024, Apakah Akan Turun Hujan Hari Ini?
Silent treatment bisa dibilang menjadi salah satu bentuk pelecehan emosional yang dapat menyangkal adanya hubungan dengan seseorang.
Jika orang itu berniat untuk menyakiti, mendapatkan apa yang diinginkannya, atau dengan cara menghukum pasangannya dengan cara silent treatment, maka mereka telah menggunakan taktik manipulasi, bukan sebagai salah satu strategi dalam komunikasi.
Alasan seseorang mungkin melakukan hal tersebut atau silent treatment karena mereka ingin mendapatkan apa yang mereka mau dalam bentuk meminta orang lain dalam meminta maaf terlebih dahulu.
Seseorang mungkin juga menggunakan hal tersebut atau silent treatment sebagai cara untuk menghukum seseorang yang berperilaku tidak menyenangkan bagi mereka yang pada akhirnya, mereka ingin merasa telah "memenangkan" dalam perdebatan tersebut.
Pastinya dari silent treatment mempunyai dampak, berikut adalah dampak dari silent treatment.
Silent treatment dapat menimbulkan dampak yang sangat negatif seperti dapat melukai harga diri dan ego.
Membuat kita merasa malu dan merasa bersalah, yang paling penting dapat menyebabkan kesulitan dalam mempraktikkan belas kasihan pada diri sendiri.
Akibatnya bisa saja mungkin kita merasakan kemarahan yang terinternalisasi, yang dimana lama kelamaan dapat menyebabkan gejala depresi dan kecemasan.
Temukan konten semaraknews.co.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-