Pengakuan Prabowo Subianto Soal Tragedi Kerusuhan Mei 1998: Sebagai Prajurit, Saya...

BACA JUGA:Ramalan Perasaan Prabowo Subianto ke Titiek: Ada Potensi Keduanya Kembali Bersatu?

Akhirnya, Prabowo memilih untuk meninggalkan Indonesia dan pergi ke Yordania karena situasi yang kacau di Jakarta pasca kerusuhan Mei 1998.

Misteri Prabowo Subianto pasca kerusuhan Mei 1998-FOTO-ISTIMEWA

Hal tersebut diceritakan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon yang mengungkapkan melalui sebuah cuitan di akun Twitternya @fadlizon.

Fadli Zon menyatakan bahwa Prabowo pergi ke Yordania pada bulan September 1998 untuk menghindari fitnah tersebar di Indonesia.

Prabowo sempat ingin kembali ke Indonesia akhir tahun yang sama, namun atas saran dari koleganya, keinginan tersebut dibatalkan.

BACA JUGA:Akan Ada 'Kementerian Makan Siang Gratis' di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran? Begini Kata TKN Fanta

Fadli mencatat bahwa Presiden Habibie mengetahui langkah Prabowo untuk hijrah ke Yordania.

Satu bulan kemudian, Fadli dan beberapa tokoh Islam lainnya seperti Ahmad Sumargono pergi ke Amman, Yordania untuk bertemu dengan Prabowo.

Mereka menemui Prabowo di tempat tinggalnya di sebuah apartemen. Pada akhir Desember 1998, Prabowo berencana untuk kembali ke Jakarta, namun situasi belum memungkinkan.

Rekan-rekannya menyarankan agar Prabowo tidak kembali terlebih dahulu karena banyak fitnah yang tersebar tentangnya.

BACA JUGA:Misteri Prabowo Subianto Dikebiri di Timor Timur Terkuak, Benarkah Demikian?

Setelah pertemuan di Bangkok pada 27 Desember 1998, Prabowo akhirnya memutuskan untuk lebih banyak tinggal di Mi Casa, Kuala Lumpur.

Secara keseluruhan, Prabowo memilih untuk menghindari fitnah yang menghantui dirinya dengan melakukan perjalanan keluar negeri ke Yordania, Kuala Lumpur, dan Eropa.

Ia meyakini bahwa waktu dan kebenaran akan menjawab segala tuduhan yang dialamatkan padanya.