JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Bumi baru saja menyaksikan salah satu fenomena cuaca antariksa paling kuat yang tercatat dalam sejarah, yaitu badai Matahari terkuat yang muncul menjelang akhir tahun 2023.
Badai ini menghasilkan suar Matahari dengan intensitas yang disebut-sebut sebagai yang terkuat dalam enam tahun terakhir, bahkan melebihi intensitas badai pada tahun 2017.
Kejadian ini telah memberikan dampak yang signifikan, terutama di bidang komunikasi dan navigasi di berbagai wilayah, terutama di Amerika Selatan.
BACA JUGA:10 Rekomendasi Kandungan Skincare yang Aman untuk Kulit Kering
Badai Matahari yang terjadi baru-baru ini diakui sebagai peristiwa luar biasa oleh Pusat Prediksi Cuaca Antariksa (SWPC), dengan potensi menjadi salah satu peristiwa radio matahari terbesar yang pernah tercatat.
Suar Matahari mencapai tingkat X2.8, di mana 'X' menunjukkan kategori intensitas tertinggi dan angka menentukan kekuatannya.
Radiasi energi tinggi dari suar ini menyebabkan pemadaman radio yang merata, menciptakan gangguan komunikasi yang meluas, termasuk pada pesawat terbang dan jaringan radio.
SWPC juga mendeteksi potensi lontaran massa korona yang diarahkan ke Bumi (CME) terkait dengan badai ini.
BACA JUGA:Ramalan Mengerikan Anak Indigo: Isu Sara dan Perang Suku Menghantui Tahun 2024!
CME adalah awan besar gas magnetik yang berenergi listrik yang dilepaskan dari Matahari dengan kecepatan tinggi.
Jika CME mencapai Bumi, dapat menyebabkan badai geomagnetik, mengganggu jaringan listrik dan infrastruktur lainnya.
Selain itu, badai semacam ini dapat meningkatkan intensitas aurora, menciptakan pertunjukan cahaya langit yang intens dan terlihat di area yang lebih luas.
Badai Matahari ini juga berpotensi menciptakan sejumlah dampak yang dapat dirasakan di Bumi. Daerah yang kemungkinan besar akan terkena dampak terutama di sebelah barat laut 55 derajat Lintang Geomagnetik.
BACA JUGA:Wow! Anak Indigo Ini Ramal Gempa Dahsyat dan Situs Kerajaan Tiba-tiba Muncul di Tahun 2024
Fluktuasi jaringan listrik dan ketidakaturan orientasi satelit adalah kemungkinan dampak lainnya. Di samping itu, perambatan radio frekuensi tinggi dapat mengalami pemudaran pada lintang yang lebih tinggi.