JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Adanya organisasi lingkungan global Greenpeace sudah telah mengeluarkan adanya pernyataan yang sangat keras adanya keterkaitan dari energi fosil di Indonesia yang disebut dapat memperparah krisis iklim yang sedang berlangsung.
Dalam laporan terbarunya yang telah diliris, Greenpeace telah menyoroti adanya dampak-dampak negatif dari kebijakan adanya energi yang masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil di tengah kondisi pada darurat iklim global yang sekarang ini.
Menurut pada analisis Greenpeace, Indonesia, menjadi sebagai salah satu negara dengan tingkat emisi karbon tertinggu di dunia.
BACA JUGA:Duo EV MG Buatan Anak Bangsa Tebar Pesona di BCA Expoversary, Pengunjung Berebut Melihat Lebih Dekat
Dalam menghadapi krisis iklim yang dimana semakin memburuk akibat adanya ketergantungan yang sangat berlebihan pada energi fosil.
Data yang sudah diperoleh dari berbagai sumber dapat menunjukan bahwa adanya sektor energi fosil, termasuk juga pada pembangkitan listrik batu bara dan kendaraan bermotor berbahan bakar minyak, masih menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca di Indonesia.
"Krisis iklim adalah kenyataan yang tidak dapat diabaikan lagi, dan penggunaan energi fosil yang terus-menerus hanya akan memperburuk situasi ini," ungkap Joko Widodo, Direktur Eksekutif Greenpeace Indonesia.
"Saat ini, Indonesia harus segera beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, seperti energi surya dan angin, untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat."
BACA JUGA:Tingkatkan Kemandirian Si Kecil! 7 Tugas Rumah Tangga yang Bisa Dilakukan untuk Anak 2-3 Tahun
Pada dalam laporan tersebut, bahwa Greenpeace telah juga menyoroti bahwa perlu adanya langkah-langkah yang sangat konkret dari pemerintah Indonesia untuk dapat mengurangi adanya ketergantungan pada energi fosil.
Dari rekomendasi tersebut antara lain adalah adanya penghentian pada pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru, adanya peningkatan investasi dalam infrastruktur energi terbarukan, dan adanya pengurangan subsidi untuk industri energi fosil.
Bahwa adanya sebuah respons terhadap pada laporan Greenpeace ini sangat bervariasi.
Pada sejumlah pihak yang telah menyambut baik rekomendasi untuk dapat beralih ke energi terbarukan sebagat sebuah langkah progresif dalah mengatasi adanya krisis pada iklim.
Sementara itu, pada pihak lain masih terus menunjukan pada resistensi terhadap adanya perubahan tersebut.