Selain menimbulkan adanya bakteri, karbondioksida yang terdapat dalam nafas juga dapat membuat lebih buruk kondisi makanan dan minuman yang panas.
Dari segi kimia, ketika uap air dari makanan yang panas bereaksi dengan karbondioksida dari nafas, ini akan menghasilkan senyawa asam karbonat yang bersifat asam.
Senyawa asam karbonat ini dapat mengacaukan keseimbangan pH dalam darah, yang dapat membuat tubuh rentan terhadap radikal bebas.
Apabila tubuh sudah terkena paparan radikal bebas yang disebabkan makanan yang ditiup, maka dapat menimbulkan berbagai macam penyakit pada tubuh kita.
BACA JUGA:Viral! Istri Sah Bongkar Perselingkuhan Suaminya dengan Mahasiswi di Medsos
2. Hukumnya makruh
Adanya larangan dalam beberapa hadis tersebut sebenarnya tidak mengharamkan tindakan tersebut secara langsung, tetapi lebih mengarahkan untuk dihindari, yang disebut sebagai makruh.
Ini menandakan bahwa meskipun tidak secara kategoris dilarang, lebih baik untuk menghindarinya.
Dalam kasus seseorang tetap melakukan tindakan tersebut, hal itu tidak membuat makanan atau minuman yang dikonsumsi menjadi haram.
Poin ini ditegaskan kembali dalam sebuah hadis yang menyebutkan, "Rasulullah SAW melarang untuk bernafas di dalam sebuah wadah, atau meniup makanan di dalam wadah tersebut" (HR at-Tirmidzi).
BACA JUGA:Viral Ustadz Hanan Attaki Disebut Punya Istri 2, Benarkah Poligami?
Selain itu, meniup makanan dan minuman panas memiliki dampak negatif pada kesehatan.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa uap panas yang dihembuskan dari mulut dapat menarik bakteri dan memicu reaksi kimia yang berpotensi berdampak buruk bagi tubuh, seperti yang dijelaskan diatas tadi.
3. Islam mengajarkan untuk makan secara perlahan
Rasulullah SAW juga menyarankan kita selaku umatnya untuk makan dengan penuh kesadaran, lambat, serta menghargai setiap sajian dengan berdoa sebelum dan setelah makan untuk memohon berkah atas makanan tersebut.
BACA JUGA:4 Pemilik Shio Ini Hidupnya Irit Banget, Tapi Bukan Pelit Loh Ya!