Salah satu yang kami highlight adalah banyaknya referensi budaya yang nampaknya berasal dari bangsa Melayu, termasuk Indonesia.
Dari mulai nama makanan, item kosmetik, beberapa NPC yang menggunakan nama Indonesia seperti Bagus dan Dian Sinaga, dan juga nyanyian para kru bajak laut yang biasa disebut “Shanties” juga menggunakan Bahasa Indonesia.
Bahkan hingga peta dunia yang diciptakan sebagiannya juga terinsipirasi dari peta kepulauan Nusantara.
Meskipun penggambaran peta-nya tidak sama persis dengan yang ada pada dunia nyata, namun dengan luas kurang lebih 620 km2 kami yakin kalian akan cukup puas untuk melakukan ekplorasi atau sekedar “healing” seolah-olah sedang berlayar sambil menikmati pemandangan laut yang divisualisasikan dengan cukup detail dan indah.
Sebagai fans game Assassin’s Creed IV: Black Flag, ada beberapa bagian pada Skull and Bones ini yang membuat kami kecewa. Namun, ada juga kelebihan-kelebihan yang membuat kami ingin terus memainkannya.