Review Game Skull and Bones Naval Battle, Ada Unsur Indonesia Cuy!

Jumat 12-04-2024,14:00 WIB
Reporter : Ade Nugroho
Editor : Priya Satrio

Tujuan kalian bukan hanya sekadar bertahan hidup, tetapi juga untuk suatu hari menggulingkan mereka yang berkuasa dan akhirnya bersaing satu sama lain untuk menjadi gembong bajak laut yang paling menakutkan.

Dalam petualangan kalian akan menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pertempuran laut epik dengan kapal musuh, negosiasi dagang yang licik, hingga perburuan harta karun yang penuh intrik.

Sementara kalian membangun kapal sendiri, merekrut kru yang kalian, dan mengumpulkan kekayaan untuk melawan kekuatan dominan, cerita ini akan memperlihatkan perjalanan kalian dari seorang yang terpuruk menjadi sosok yang dihormati dan ditakuti di lautan bebas.

Sepertinya tidak mengherankan jika banyak orang termasuk kami, pada akhirnya membandingkan apa yang ditawarkan dari Skull and Bones, dengan yang ada pada Assassin Creed Black Flag.

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Jumat 12 April 2024: Waspada Hujan Petir Berpotensi Terjadi!

Dengan perbedaan jarak rilis selama belasan tahun, maka sudah seharusnya Skull and Bones menjadi penyempurna dari apa yang telah dicapai pada Black Flag.

Namun pada kenyataannya, setelah mengarungi lautan hingga 30 jam gameplay lamanya, kami sampai pada kesimpulan bahwa kami menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi pada game ini, sehingga terasa beberapa kekecawaan yang membuat kami tidak percaya bahwa game ini telah dibuat selama 11 tahun.

Di sisi lain, Skull and Bones memiliki kelebihan yang anehnya dapat membuat kami untuk terus ketagihan memainkannya.

Map & Exploration

Skull and Bones mengambil inspirasi beberapa lokasi di dunia pada abad ke 17.

BACA JUGA:Hasil Leg Pertama: Barca Gasak PSG 3-2 di Parc des Princes!

Map pada game ini terbagi menjadi 4 region besar: The Red Isle, Coast of Africa, East Indies dan Open Seas, yang kemungkinan besar akan dapat bertambah luas jika nantinya terdapat update konten di masa mendatang.

Sepanjang permainan, kalian akan bertemu dengan setidaknya empat faksi yang saling bersaing untuk bertahan hidup di kerasnya hukum lautan.

Mereka adalah Ungwana, suku pemburu yang menempati Coast of Africa, Clan of Fara, suku yang mendiami The Red Isle, Dominion of Rempah, suku yang tinggal di wilayah East Indies, serta Sea People, nomaden yang tersebar di Open Seas.

bagaimana Skull and Bones mencoba untuk memadukan berbagai unsur budaya dari seluruh dunia ke dalam game ini, meskipun memang tidak terasa historical accurate seperti pada series Assassin Creed.

BACA JUGA:Atletico Madrid Menang Tipis atas Borussia Dortmund 2-1 di Leg Pertama!

Kategori :

Terpopuler