Diketahui pada tahun 2024 ini tingkat kesuburan penduduknya hanya mencapai 0,7 sejauh ini adalah angkat terendah mereka.
Tentu pemerintah merasa khawatir dengan kondisi ini, pasalnya jika jumlah penduduk yang terus menurun akan berpengaruh pada perekonomian mereka.
Mereka membutuhkan lebih banyak sumder daya manusia sebagai tenaga kerja dan membutuhkan manusia untuk perputran laju konsumsi mereka.
BACA JUGA:Promo Double Date 5.5 Hokben: Nikmati Hoka Hemat dan Teriyaki Set Cuma 55 Ribu!
Ketiga ada faktor eksternal yang mempengaruhi perlambatan angka kelahiran bayi di Korea Selatan.
Yaitu, generasi muda mereka merasa belum siap untuk memiliki keluarga karena biaya hidup yang terus naik dan perbedaan perlakuan antara laki-laki dan perempuan.
Mereka memilih menunda untuk menikah saat usia mereka dirasa benar-benar matang dan memiliki kesiapan finansial.
Maka dari itu kebanyakan orang Korea hamil diusia 30 tahun keatas, usia yang mulai beresiko untuk hamil dan bisa saja rawan mengalami keguguran.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Minggu 5 Mei 2024: Apakah Akan Hujan atau Cerah?
Urusan biaya tempat tinggal baik sewa ataupun membeli rumah menjadi faktor yang paling berpengaruh pada penurunan angka kelahiran.
Parahnya kenaikan harga 1% pada properti berpengaruh pada tingkat kesuburan masyarakatnya sebesar 0,00203.
Dan kenaikan harga sewa sebesar 1% mempengaruhi penurunan angka kesuburan sebesar 0,00247.
Padahal pemerintah telah memberikan dana insentif yang sudah lama diberikan untuk menunjang keluarga di Korea Selatan.
BACA JUGA:Pengumuman! Besok Hari Terakhir Naraya Fest 2024, Ada JKT48 dan NDX AKA di Tegal Pasti Bakal Pecah
Pada 30 Januari, KICCE karena angka kelahiran rendah di Korea, diperkirakan akan ada penurunan signifikan.
Jumlah pusat penitipan anak dan taman kanak-kanak menjadi 26.637 pada tahun 2028.