AS Berupaya Mempertahankan Israel, Hamas Didesak Terlibat Dalam Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Senin 13-05-2024,09:30 WIB
Reporter : Ade Nugroho
Editor : Priya Satrio

Rencana Israel untuk menyerang Rafah telah memicu salah satu perpecahan terbesar dalam beberapa generasi dengan sekutu utamanya, Amerika Serikat.

Dalam sebuah laporan kepada Kongres, pemerintahan Presiden Joe Biden pada hari Jumat mengatakan penggunaan senjata yang dipasok AS oleh Israel di Gaza mungkin telah melanggar hukum kemanusiaan internasional, sehingga meningkatkan kritik terhadap sekutu utamanya.

Namun pemerintah juga mengatakan bahwa karena kekacauan perang, pihaknya tidak dapat memverifikasi kejadian spesifik di mana penggunaan senjata tersebut mungkin melanggar hukum internasional, sehingga tidak dapat membuat penilaian yang pasti mengenai masalah tersebut.

Kementerian Luar Negeri Perancis juga meminta Israel untuk membuka kembali penyeberangan Rafah dalam sebuah pernyataan yang mendesak “otoritas Israel untuk menghentikan operasi militer ini tanpa penundaan dan kembali ke jalur perundingan.”

BACA JUGA:Jadi Kenyataan! Ramalan Indigo Soal Tragedi Kecelakaan Maut di Ciater Subang Sudah Diprediksi Sejak Lama

Hampir 35.000 orang tewas dalam perang tersebut, menurut otoritas kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas. Sekitar 1.200 orang tewas di Israel dan 253 orang disandera dalam serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu konflik tersebut, menurut penghitungan Israel.

Warga menggambarkan ledakan dan tembakan yang hampir terjadi terus-menerus di timur dan timur laut Rafah pada hari Jumat, dengan pertempuran sengit antara pasukan Israel dan militan dari Hamas dan Jihad Islam.

Hamas mengatakan pihaknya menyergap tank Israel di dekat sebuah masjid di timur kota.

Israel telah memerintahkan warga sipil keluar dari bagian timur Rafah, memaksa puluhan ribu orang mencari perlindungan di luar kota, yang sebelumnya merupakan tempat perlindungan terakhir bagi lebih dari satu juta orang yang melarikan diri dari bagian lain wilayah kantong tersebut selama perang .

Israel mengatakan mereka tidak bisa memenangkan perang tanpa membasmi ribuan pejuang Hamas yang diyakini ditempatkan di Rafah.

Hamas mengatakan mereka akan berjuang untuk mempertahankannya.

Kategori :

Terpopuler