BACA JUGA:Info Loker Kemenkes RI Terbaru, Yuk yang Masih Butuh Kerjaan Merapat!
Pasukan Israel masuk ke Gaza dari utara dan selatan-freepik-freepik
Korban tewas warga Palestina dalam perang tersebut kini telah melampaui 35.000 orang, menurut pejabat kesehatan Gaza yang khawatir akan lebih banyak lagi jenazah yang hilang di bawah reruntuhan. Pertempuran tersebut telah merusak wilayah kantong pesisir dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang mendalam, dimana Kementerian Kesehatan Gaza memperingatkan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa sistem medis berada di ambang kehancuran karena kekurangan bahan bakar untuk menggerakkan generator dan ambulans.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sejauh ini mereka telah menemukan 20 jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan udara semalam di Jabalia, sementara puluhan lainnya terluka.
Di Rafah, di sebelah perbatasan selatan Gaza dengan Mesir, Israel meningkatkan pemboman udara dan darat di wilayah timur kota tersebut, menewaskan banyak orang dalam serangan udara terhadap sebuah rumah di lingkungan Brasil.
Israel memerintahkan penduduknya keluar dari bagian timur kota tersebut pada pekan lalu, dan memperluas perintah tersebut ke daerah-daerah pusat dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan ratusan ribu orang, yang sebagian besar sudah mengungsi, mengungsi ke tempat perlindungan baru.
BACA JUGA:Ruben Onsu Tak Datang Temani Perform Anaknya, Benarkah Isu Keretakan Menguat?
Warga mengatakan pemboman udara dan darat Israel semakin intensif dan tank-tank telah memutus Jalan Salahuddin utama utara-selatan yang memisahkan bagian timur kota dari wilayah tengah.
“Tank-tank tersebut memotong jalan Salahuddin di sebelah timur kota, pasukan sekarang berada di sisi tenggara, berkumpul di dekat kawasan yang dibangun, situasinya mengerikan dan suara ledakan tidak pernah berhenti,” kata Bassam, 57, dari polisi. Lingkungan Shaboura di Rafah.
“Orang-orang terus meninggalkan Rafah…tidak ada tempat yang terlihat aman sekarang dan orang-orang tidak ingin melarikan diri pada menit-menit terakhir jika tank tiba-tiba menyerang dan terlambat keluar,” katanya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
UNRWA, badan bantuan utama PBB di Gaza, memperkirakan sekitar 360.000 orang telah meninggalkan kota selatan tersebut sejak militer Israel memberikan perintah evakuasi pertamanya seminggu yang lalu.