JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Kabar terbaru mengenai maska[ai Singapore Airlnes yang dimana kondisinya terpaksa mendarat di Bangkok Thailand.
Pesawat Boeing 777 300 milik Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ321 yang terbang dari London ke Singapura mengalami turbulensi hebat dan harus melakukan pendaratan darurat di Suvarnabhumi, Bangkok, pada Selasa, 21 Mei 2024.
Menurut laporan dari CNA, turbulensi tersebut terjadi di atas Cekungan Irrawaddy, Myanmar, pada ketinggian 37.000 kaki atau sekitar 11.277 meter.
BACA JUGA:6 Zodiak Beruntung yang Akan Mendapatkan Rezeki Nomplok di Bulan Juni 2024
Mengakibatkan satu penumpang meninggal dunia dan 30 lainnya luka-luka, Pesawat tersebut membawa 211 penumpang dan 18 awak kabin.
Direktur Rumah Sakit Samitivej Srinakarin di Bangkok, Adinun Kittiratanapaibool, mengungkapkan bahwa 22 orang mengalami cedera tulang belakang dan sumsum tulang belakang, sementara 6 pasien yang dalam kondisi kritis mengalami cedera tengkorak dan otak, dan saat ini sedang dirawat intensif di rumah sakit tersebut.
“Singapore Airlines bertanggung jawab atas kecelakaan, termasuk turbulensi, pada penerbangan internasional, terlepas dari apakah maskapai tersebut lalai” keterangan dari konverensi tersebut.
Singapore Airlines berpotensi menghadapi tuntutan ganti rugi hingga US$175 ribu atau sekitar Rp2,8 miliar per penumpang berdasarkan Konvensi Montreal, yang mengatur tanggung jawab maskapai atas kecelakaan atau insiden di udara.
BACA JUGA:Seberapa Pentingnya Uji Emisi Pada Sebuah Kendaraan?
Meski demikian, maskapai masih memiliki peluang untuk meredam tuntutan ini jika dapat membuktikan telah melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk menghindari turbulensi.
Namun, menurut pengacara penerbangan Mike Danko, jarang ada maskapai yang berhasil menggunakan argumen ini, alternatif lain yang dapat digunakan maskapai adalah menunjukkan bahwa penumpang juga memiliki kesalahan, seperti tidak mengenakan sabuk pengaman saat ada peringatan.
Danko menambahkan bahwa hasil tuntutan sangat bergantung pada sistem hukum di negara tempat tuntutan diajukan, yang akan mempengaruhi besaran kompensasi yang diberikan, Pengacara lain yang menangani kasus serupa juga mengungkapkan hal yang sama.
Misalnya, Daniel Rose, seorang pengacara dari firma Kreindler & Kreindler di New York, menyatakan bahwa besaran ganti rugi bisa sangat bervariasi.
BACA JUGA:Harga Emas Antam dan UBS Naik: Cek Rinciannya di Pegadaian Hari Ini Kamis, 23 Mei 2024
Rose memberikan contoh kasus di mana seorang hakim di AS memutuskan bahwa penumpang berhak mendapatkan ganti rugi sebesar US$1 juta atas trauma emosional akibat turbulensi hebat.