Intip Plus Minus Implementasi Starlink di Indonesia

Jumat 24-05-2024,21:00 WIB
Reporter : Alviana Anugrahani Putri
Editor : Priya Satrio

JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Starlink layanan internet berbasis satelit orbit rendah milik Elon Musk, baru saja diluncurkan di Indonesia. 

Dengan demikian, masyarakat Indonesia kini dapat menggunakan layanan ini untuk kebutuhan internet sehari-hari.

Starlink menggunakan teknologi internet satelit yang telah ada selama beberapa dekade. 

BACA JUGA:6 Zodiak Beruntung yang Akan Mendapatkan Rezeki Nomplok di Bulan Juni 2024

Berbeda dengan teknologi kabel seperti serat optik yang mengirimkan data melalui kabel fisik, sistem satelit menggunakan sinyal radio yang dipancarkan melalui ruang hampa.

Setiap satelit dalam konstelasi Starlink memiliki berat sekitar 259 kg dan berbentuk datar. 

Saat peluncuran, satu roket SpaceX Falcon 9 mampu membawa hingga 60 satelit sekaligus.

SpaceX telah merencanakan untuk meluncurkan hampir 42.000 satelit seukuran tablet yang akan mengorbit di orbit rendah Bumi untuk memenuhi kebutuhan internet global.

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Jumat, 24 Mei 2024: Waspadai Petir di Wilayah Jabodetabek Hari Ini!

Starlink bukan satu-satunya penyedia internet satelit, dengan pesaing seperti OneWeb, HughesNet, Viasat, dan Amazon. 

HughesNet telah menyediakan layanan internet satelit dari ketinggian 35 ribu kilometer di atas Bumi sejak 1996. 

Namun, Starlink menawarkan pendekatan yang berbeda dan peningkatan tertentu. 

Seperti layanan broadband fiber optik atau seluler, Starlink juga terhubung ke jaringan internet melalui gateway yang dipantau oleh Network Operation Center (NOC).

BACA JUGA:Pengadilan Dunia Akan Memutuskan Tindakan Atas Serangan Israel di Rafah

Gateway berfungsi untuk menghubungkan jaringan dengan protokol yang berbeda. 

Kategori :

Terpopuler