JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Paus yang memiliki nama latin Physeter catodon, atau dikenal juga sebagai cachalots, adalah paus bergigi terbesar di antara jenis paus lainnya.
Paus sperma memiliki panjang rata-rata 19 meter untuk jantan dan antara 13-15 meter untuk betina, dengan masa hidup mencapai 70 tahun dan bobot mencapai 45 ton.
Mamalia laut ini mudah dikenali dari kepala perseginya yang besar dan rahang bawahnya yang sempit, sehingga sering disebut sebagai paus kepala kotak.
BACA JUGA:Inilah Alasan Tengku Dewi Akhirnya Pilih Gugat Cerai Andrew Andika
Mereka ditemukan di lautan di seluruh dunia, mulai dari khatulistiwa hingga perairan Arktik.
Paus sperma termasuk mamalia yang sulit dipelajari karena biasanya hidup di laut lepas dan jarang mendekati pesisir.
Mereka bisa menyelam hingga kedalaman 3 ribu meter untuk mencari mangsa utamanya, yaitu cumi-cumi raksasa.
Asal usul nama "paus sperma" berasal dari masa kejayaan industri perburuan paus komersial pada akhir abad ke-18 hingga abad ke-19.
BACA JUGA:Setelah Kasusnya Viral, Kini Tengku Dewi dan Andrew Andhika Pisah Rumah Putus Komunikasi
Di masa itu, para pemburu paus menemukan bahwa kepala paus sperma berisi organ besar yang menghasilkan cairan putih kekuningan mirip sperma dan berbau amis.
Selama periode panen paus, organ ini, yang kemudian dikenal sebagai spermaceti, dianggap sebagai temuan unik yang bahkan diperjualbelikan.
Spermaceti digunakan untuk membuat lilin, salep, krim kosmetik, lilin halus, pomade, produk tekstil, dan pelumas.
Organ spermaceti dan lemak paus juga mengandung minyak sperma, yang sering digunakan untuk lampu minyak, pelumas, dan pembuatan sabun.
BACA JUGA:Jasa Marga Konfirmasi Sebanyak 292.820 Kendaraan Cabut dari Jabodetabek Selama Libur Waisak
Atau yang kerap diketahui sebagai "Ambergris", telah diakui mengandung zat langka yang memiliki nilai tinggi selama berabad-abad.