Kegunaannya mencakup penggunaan dalam parfum dan obat-obatan.
Ambergris diproduksi oleh paus sperma jantan setelah memakan cumi-cumi dengan paruh yang keras dan tajam, yang mengikis isi perut paus.
Para ilmuwan meyakini bahwa paus menghasilkan zat lemak untuk melindungi dirinya dari efek paruh tersebut.
BACA JUGA:Bingung Mau Blokir STNK? Ikuti Langkah-langkah Ini Sob
Hasilnya adalah pembentukan gumpalan besar, bisa mencapai ratusan pon sekaligus. Karena kejadian ini sangat langka, hanya terjadi pada 1-5% dari populasi paus sperma, dan paus sperma adalah satu-satunya sumber ambergris.
Peneliti menemukan bahwa manusia telah memanfaatkan ambergris sejak ribuan tahun yang lalu.
Orang Mesir kuno menggunakan ambergris sebagai dupa, sementara di Mesir modern digunakan untuk mengharumkan rokok.
Pada Abad Pertengahan, orang Eropa menggunakannya sebagai obat untuk berbagai penyakit seperti sakit kepala, pilek, dan epilepsi.
BACA JUGA:Setelah Kasusnya Viral, Kini Tengku Dewi dan Andrew Andhika Pisah Rumah Putus KomunikasiSaat ini, ambergris menjadi bahan penting dalam pembuatan parfum, terutama untuk aroma musk yang tahan lama.
Perusahaan parfum ternama seperti Chanel membutuhkan ambergris untuk menciptakan aroma tersebut.
Permintaan akan ambergris sangat tinggi di negara-negara produsen parfum seperti Uni Emirat Arab, di mana pasar wewangian sangat besar.
Paus sperma merupakan salah satu dari 35 jenis mamalia laut yang ada di Indonesia.
BACA JUGA:Pengamat Kepolisian Minta Polda Jabar Jawab Soal Isu Pegi Pelaku Palsu Kasus Vina Cirebon
Namun, keberadaannya terancam karena masih banyak yang memburunya untuk mendapatkan minyak paus.
Paus sperma biasanya mengonsumsi lebih dari 900 kg makanan setiap hari.
Untuk mencari mangsa, biasanya cumi-cumi raksasa, paus sperma akan menyelam hingga kedalaman 300 hingga 1.200 meter, bahkan bisa mencapai 2 km saat berburu.