Peristiwa Tragis Longsor di Papua Nugini Timbun 2000 Orang Hidup-Hidup!

Kamis 30-05-2024,13:00 WIB
Reporter : Aan Umilah
Editor : Priya Satrio

JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Longsor mematikan di Papua Nugini diduga mengubur lebih dari 2.000 orang hidup-hidup. 

Angka ini, menurut direktur pelaksana Pusat Bencana Nasional negara tersebut, jauh lebih tinggi dari laporan PBB yang menyebutkan 670 korban. 

Jumlah pasti korban dari bencana yang menghancurkan desa pada Jumat pagi ini sulit dipastikan.

BACA JUGA:Ramalan Zodiak Scorpio Hari Ini, Kamis 30 Mei 2024: Tantangan dan Kejutan Menanti!

Upaya putus asa untuk menyelamatkan korban atau mengangkat jenazah dari reruntuhan terkendala oleh puing setebal 10 meter di beberapa lokasi, akses yang terhalang, dan kurangnya peralatan yang memadai.

Hingga saat ini, harapan semakin menipis bagi penduduk pegunungan yang terdampak di provinsi Enga. 

Lasen Iso mengatakan kepada surat kabar lokal The National bahwa longsor itu seperti "bom yang meledak sekejap", sementara Eddie Peter menggambarkannya seperti "gelombang laut" yang menghantam rumahnya.

Sebelum bencana, sekitar 3.800 orang tinggal di area tersebut. 

BACA JUGA:Info Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kamis 29 Mei 2024: Cek Dulu Sebelum Beraktivitas!

Surat dari Pusat Bencana Nasional, Lusete Laso Mana, menyatakan kerusakan yang terjadi "luas", dan ini "membuat dampak besar pada mata pencaharian ekonomi negara".

Sisa penduduk dievakuasi karena wilayah tersebut tetap berisiko tinggi dengan perkiraan hujan lebih lanjut. 

Serhan Aktoprak dari Organisasi Internasional untuk Migrasi menyebutkan sejumlah tantangan yang dihadapi tim dalam memulihkan jenazah, termasuk keengganan beberapa kerabat yang berduka untuk membiarkan alat berat mendekati orang yang mereka sayangi. 

Tim di lokasi juga menyatakan bahwa upaya penyelamatan terhambat oleh kerusakan besar pada satu-satunya jalan menuju kota. 

BACA JUGA:Teknologi SHVS Bisa Buat Mobil Hemat Bensin Plus Ramah Lingkungan? Ini Faktanya

Sementara itu, Raja Charles III dari Britania Raya, yang juga kepala negara Papua Nugini, mengirimkan belasungkawa kepada korban. 

Kategori :

Terpopuler