JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Kejadian intoleransi di Probolinggo, Jawa Timur, yang diduga menimpa tokoh ulama NU, KH Asep Saifuddin Chalim, adalah sebuah dugaan insiden yang tidak patut terjadi di hadapan jama’ah.
Saat diundang oleh mantan Bupati Probolinggo, Habib Salim Quraisy, KH Asep Saifuddin Chalim diberikan perlakuan kurang sopan oleh sebagian jamaah yang hadir.
Saat KH Asep datang, beberapa jamaah berebut untuk menyapa beliau, sedangkan jamaah lain sedang mendengarkan pengajian dari salah seorang habib.
Diduga tanpa sebab, habib tersebut malah mengucapkan kata-kata yang merendahkan Kiai Asep Saifuddin Chalim.
BACA JUGA:Ketum PNIB Gus Wal Minta Jangan Sampai Slogan Indonesia Emas Berubah Menjadi Indonesia Cemas!
Menurut keterangan Sekretaris PCNU Surabaya, Muhibbin Billah kepada media, habib tersebut berkata, “Ayo duduk Kiai Asep, bukan siapa-siapa."
Melihat kejadian ini, Gus Wal selaku ketua umum PNIB memberikan tanggapannya mengenai perilaku tidak semestinya yang ditunjukkan di depan jamaah.
Ia menegaskan bahwa tindakan ini adalah bentuk intoleransi dari seorang habib terhadap Kyai yang notabene merupakan ulama pribumi asli
Gus Wal menanyakan balik, “Jika menganggap Kiai Asep bukan siapa-siapa, lalu Anda sendiri siapa? Mengapa tamu pengajian tidak dihormati meskipun tidak dikenal, dan malah dianggap mengganggu acara pengajian?”
BACA JUGA:Gus Wal Minta Jangan Haramkan Ketupat Hingga Halal Bihalal: Minggat Saja dari NKRI!
Reaksi beragam muncul dari berbagai kalangan atas kejadian ini. PNIB, yang selama ini berjuang melawan intoleransi, mengingatkan agar semua pihak menahan diri.
Ketua Umum PNIB Gus Wal-Istimewa
Mereka menyoroti bahwa perlakuan menyakitkan terhadap ulama harus dihindari dan jika terjadi, segera meminta maaf untuk menjaga kedamaian.
Gus Wal juga menegaskan bahwa tindakan yang merendahkan martabat ulama seperti Kyai Asep merupakan penghinaan terhadap NU dan kaum pribumi asli Nusantara Indonesia.
Beliau menyampaikan harapannya agar tidak ada lagi perilaku yang merendahkan ulama pribumi, yang merupakan tokoh-tokoh masyarakat yang sangat dihormati oleh kaum pribumi Nusantara Indonesia.