Lho Kok? Kita Boleh Berbohong Asalkan Demi Kebaikan, Begini Penjelasan Buya Yahya...
Buya Yahya Menyebut Kita Boleh Berbohong: Tetapi Demi Kebaikan, Berikut ini Penjelasannya--YouTube Buya Yahya
JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID --- Dalam sebuah ceramah yang penuh kegembiraan, Buya Yahya membahas tentang hukum berbohong demi kebaikan.
Ceramah ini diunggah dalam kanal YouTube yang mendapatkan banyak penonton. Yuk, mari kita simak penjelasan menarik dari Buya Yahya tentang hukum berbohong demi kebaikan ini!
Buya Yahya dengan bijaksana mengungkapkan bahwa bohong adalah ketika kita mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Namun, siapa sangka bahwa dalam beberapa situasi, bohong ternyata bisa memberikan manfaat tertentu?
BACA JUGA:Alhamdulillah! Dana KIP Cair Rp 1 Jutaan di Bulan Oktober 2023 ini, Begini Cara Ngeceknya
Tidak semua bohong itu negatif. Kita harus melihat konteks dan siapa yang akan diuntungkan oleh bohong tersebut.
Namun, Buya Yahya juga mengingatkan kita bahwa berbohong bukan berarti kita tidak harus jujur.
Terlebih lagi, dalam beberapa kasus, berbohong untuk mempertahankan martabat seseorang bahkan diperbolehkan.
Sebagai contoh, jika kita ditanya mengenai kesehatan ibu kita, meski ada satu atau dua keluhan kesehatannya, tetaplah kita katakan bahwa beliau sehat.
Mengapa? Karena dengan begitu, kita dapat menghindarkan ibu kita dari rasa khawatir yang tak perlu. Setiap orang pasti memiliki kekurangan, tapi tidak selalu semua hal itu harus diungkapkan.
BACA JUGA:Terkuak! Nih, 6 Tanda Wanita Pembawa Rezeki Bagi Keluarga, Primbon Jawa Ungkap Detailnya
Buya Yahya melanjutkan penjelasannya dengan menyebut bahwa bohong yang berdosa adalah ketika kita merugikan orang lain dan juga diri sendiri.
Merugikan orang lain bisa terjadi ketika kita mencoba untuk memanipulasi mereka melalui kebohongan, seperti dalam transaksi jual beli yang curang. Hal ini tentu tidak diperkenankan dalam Islam.
Selain itu, jika kita bohong pada diri sendiri dengan menyembunyikan dosa-dosa kita dari Allah SWT, maka sebenarnya kita hanya merugikan diri sendiri.
Kita harus jujur dan mengakui kesalahan serta menghindari kebahayaan yang dapat mengancam kehidupan spiritual kita. Seperti misalnya, jika ada seseorang yang bertanya mengenai privasi yang seharusnya hanya diketahui oleh Allah dan diri kita sendiri, janganlah kita menjawab dengan jujur.
Ini akan membahayakan diri sendiri karena kemungkinan orang lain akan menyalahgunakan informasi tersebut.
Temukan konten semaraknews.co.id menarik lainnya di Google News
- Source
- Tag
- Share
-