Wah! 10 Persen Anak Perempuan di Seluruh Dunia Konsumsi Pil Penurun Berat Badan, Bahayakah?

Wah! 10 Persen Anak Perempuan di Seluruh Dunia Konsumsi Pil Penurun Berat Badan, Bahayakah?

10 Persen Anak Perempuan di Seluruh Dunia Konsumsi Pil Penurun Berat Badan-dobotdean-Freepik

JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Pil penurun berat badan baru-baru ini menjadi tren di seluruh dunia, bahkan dikonsumsi juga oleh anak perempuan.

Banyak yang konsumsi pil penurun berat badan karena mudah mendapatkannya dan standar kecantikan yang terlalu tidak realistis yang ditetapkan di dunia saat ini.

Para orang tua dan dokter spesialis telah lama mengkhawatirkan anak-anak yang menggunakan cara yang tidak diresepkan untuk menurunkan berat badan.

Akan tetapi para anak-anak tidak tahu seberapa luas praktik tersebut hingga saat ini.

BACA JUGA:Lucinta Luna Akui Ingin Berubah Usai Nonton Film 'Siksa Neraka': 'Aku Pendosa, Gak Ada Amal Ibadah'

Menurut sebuah studi baru, anak-anak di seluruh dunia, khususnya anak perempuan, telah menggunakan obat-obatan tanpa resep, suplemen nutrisi, dan produk penurun berat badan lainnya pada tingkat yang "tinggi".

Para peneliti melakukan meta-analisis terhadap 90 penelitian, termasuk lebih dari 600.000 orang berusia 18 tahun atau lebih muda (usia rata-rata adalah antara 12 dan 18 tahun).

Pil diet, obat pencahar, dan diuretik merupakan obat non-resep yang paling umum digunakan.

Melansir dari laman Sportskeeda, anak perempuan jauh lebih mungkin untuk menggunakan pil penurun berat badan dibandingkan laki-laki.

BACA JUGA:6 Pilihan Warna Lipstick yang Cocok untuk Kulit Sawo Matang, Nomor 4 Bikin Tampilan Makin Memukau!

Bahkan hampir satu dari 10 anak perempuan telah mencoba pil penurun berat badan tidak hanya sepanjang hidup mereka, tetapi juga pada tahun sebelumnya.


Bahayakah Anak-anak Konsumsi Pil Diet?---Freepik

Para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar 9 persen anak di seluruh populasi telah mencoba pengobatan penurunan berat badan yang dijual bebas sepanjang hidup mereka, dan sekitar setengahnya telah menggunakannya pada bulan sebelumnya.

Lebih dari 50 persen investigasi dilakukan di Amerika Utara, meski ada juga penelitian yang mewakili Asia, Eropa, dan berbagai kawasan lainnya.

Temukan konten semaraknews.co.id menarik lainnya di Google News

Tag
Share
Berita Lainnya