Gus Rosikh Sebut Gus Dur Tak Pernah Gunakan Kekuasaan & PBNU Untuk Rebut PKB, Sindir Cak Imin?

Gus Rosikh Sebut Gus Dur Tak Pernah Gunakan Kekuasaan & PBNU Untuk Rebut PKB, Sindir Cak Imin?

Gus Rosikh Sebut Gus Dur Tak Pernah Gunakan Kekuasaan & PBNU Untuk Rebut PKB, Sindir Cak Imin?--Istimewa

JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Muktamar PKB selesai dilaksanakan di Bali 24-25 Agustus memutuskan Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum periode 2024-2029.

Sejak tahun 2005 PKB dipimpin oleh  Cak Imin menjadikannya Ketua Umum tanpa pesaing selama 2 dekade lebih.

Dominasi Cak Imin di PKB bagi sebagian kalangan terutama dari petinggi PBNU sebagai bentuk kepemimpinan otoriter dalam partai yang mengakomodir kepentingan politik kaum Nahdliyyin itu. 

BACA JUGA:Link Bagus Nonton One Piece Episode 1117 Subtitle Indonesia: Tampilan HD

Muncul rencana diselenggarakan Muktamar PKB tandingan di Jakarta tanggal 2-3 September dinilai pengamat sebagai upaya intervensi PBNU ke dalam PKB yang berpotensi menimbulkan perpecahan di kalangan Nahdliyin sendiri. 

"Sebagai pendiri PKB dan mantan Ketua Umum meskipun akhirnya dilengserkan, almarhum Gus Dur tidak pernah memanfaatkan kekuasaan di PBNU ataupun kekuasaan di pemerintahan untuk merebut PKB,” ungkap KH Achmad Rosikh yang biasa disebut Gus Rosikh, salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Ma’hadul Ilmi Asy Syar’ie Sarang Rembang menanggapi rencana Muktamar tandingan PKB untuk melengserkan Cak Imin sekaligus mengambil alih PKB.

Muktamar PKB tandingan diselenggarakan oleh tokoh-tokoh yang menjabat di kepengurusan PBNU yang dulunya pernah menjabat di kepengurusan PKB. Konflik internal warga Nahdliyin antara PBNU dan PKB menurut Gus Rosikh terjadi karena ada intervensi kekuasaan di pemerintahan yang ingin mengambil alih PKB dari tangan Cak Imin.

“Dalam acara Mubes alim ulama di Bangkalan kemarin menyerukan 7 amanah yang pada intinya NU harus kembali ke khittah 1926 sebagai amanat organisasi. PBNU sudah menjadi alat kekuasaan itu yang harus segera diluruskan” imbuh Gus Rosikh mengingatkan potensi bahaya gesekan kepentingan politik terjadi di tubuh Nahdliyin.

BACA JUGA:Promo Superindo Mulai Hari Ini 2 September Sampai 5 September 2024 : Ada Greenfields Diskon 20%

“NU diadu domba dengan PKB itu fakta dan sedang dilakukan oleh tangan-tangan kekuasaan. Urusan NU yang seharusnya fokus pada kepada umat menjadi kepanjangan tangan dari kepentingan politik. PKB itu organisasi politik dan sangat disayangkan kalau PBNU ikut terseret politik hanya untuk merebut PKB,” jelas Gus Rosikh.

Gus Rosikh mengingatkan bahaya efek perpecahan yang berpotensi terjadi di kalangan umat Islam, khususnya kaum Nahdliyin. Kepentingan asing akan mudah masuk saat kekuatan organisasi Islam terbesar tersebut terpecah belah.

“Kelompok paham impor pembenci ahli sunnah wal Jamaah an- nahdliyah pasti akan bertepuk tangan atas terjadinya konflik internal di tubuh umat Nahdliyin. Mereka menjadi lebih leluasa menyebarluaskan ajaran dan ideologinya ditengah tengah masyarakat, karena kaum Nahdliyin sebagai penjaga ukhuwah Islamiyah sedang sibuk bertikai sendiri," lanjutnya.

"Ini yang harus diwaspadai daripada sekedar agenda merebut PKB. Ingat bahwa merasa bahwa musuh tidak ada itu menjadikan musuh kita menjadi kuat secara diam-diam. Kelompok yang membenci NU beserta ajaran dan tradisinya masih ada dan selalu menjadi ancaman bagi kita. Jangan sekali-kali meremehkan dan menganggapnya sudah tidak ada” Tutup Gus Rosikh.

Temukan konten semaraknews.co.id menarik lainnya di Google News

Tag
Share
Berita Lainnya