Menteri HAM, Natalius Pigai Dukung Penuh Program Barak Militer Bagi Siswa Nakal: Kenapa Tidak?

JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Menteri HAM menyatakan dukungannya terhadap program barak militer yang diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Program pembinaan para siswa bermasalah ini kembali jadi sorotan dalam dunia pendidikan Indonesia.

Program Barak militer digagas sebagai solusi mendisiplinkan siswa yang dianggap sulit untuk diatur.

BACA JUGA:Prabowo Ungkap Jadwal Gaji ke-13 Cair Bagi PNS: 'Tunggu Tahun Ajaran Baru Sekolah'

Natalius Pigai menegaskan bahwa program barak militer ini tidak melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

“Begini, bukan pendidikan militer. Siswa didik di barak, barak pendidikan. Artinya apa? Itu dalam rangka peningkatan yang pertama disiplin, kedua mental, ketiga tanggung jawab, dan keempat moral,” ujar Menteri Natalius di Makassar, Sulawesi Selatan Rabu 14 Mei 2025.

Ia menjelaskan bahwa siswa tidak akan dikenai hukuman fisik, melainkan akan memperoleh ilmu kedisiplinan yang diajarkan oleh tentara, yang dikenal dengan kedisiplinannya yang tinggi.

“Jika ada perubahan dalam kompetensi pendidikan yang dianggap perlu, mengapa tidak? Pendidikan yang lebih baik tentu tidak akan melanggar hak asasi manusia. Justru, ini akan meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri,” ujar Natalius.

BACA JUGA:12 Kode Promo Gojek Rabu, 14 Mei 2025: Ada Diskon Besar Gofood Sampai 60 Persen!

Natalius menyatakan telah melakukan pengecekan langsung terkait rencana program barak militer tersebut.

"Saya sudah kroscek, Pak Gubernur sudah datang ke kantor. Saya tanya ada fisik enggak, dia bilang tidak ada.” Ujar Natalius.

Menteri HAM menjelaskan bahwa pendidikan dengan sentuhan fisik dikenal sebagai corporal punishment atau hukuman fisik.

Contohnya adalah tindakan seperti mencubit telinga, memukul dengan rotan, dan perlakuan kasar lainnya yang pernah terjadi di masa sekolah.

BACA JUGA:Berakhir Hari Ini! Serbu Promo Indomaret Rabu, 14 Mei 2025: Minyak Goreng Sania Pouch 2L Rp38.900