JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi soal cara berpakaian pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3, Ganjar-Mahfud saat debat final capres yang digelar pada Minggu, 4 Februari 2024 silam.
Menurut Rocky Gerung, pakaian yang dikenakan oleh Ganjar dan Mahfud tidaklah tepat digunakan saat acara formal pada debat capres beberapa waktu silam.
Pria kelahiran Manado, 20 Januari 1959 itu bahkan memberikan nilai nol dan menilai baju yang dikenakan oleh Ganjar-Mahfud seperti ingin menghadiri pesta SMA.
BACA JUGA:Teguran Keras Mahfud MD untuk KPU: 'Sudah Berkali-Kali Lakukan Pelanggaran!'
Rocky Gerung mengaku menyimak argumen yang diberikan, namun yang menjadi perhatiannya adalah pakaian yang dikenakan oleh Ganjar dan Mahfud sangatlah tidak tepat.
"Saya memperhatikan mulai dari ritme awal sampai argumen yang diberikan. Soal fashion itu kan, ini official state agenda, ada keresmian di situ. Kalau saya lihat pak Mahfud, saya menganggap bahwa kostumnya dia itu salah tempat," ujar Rocky Gerung, dilansir dari Kanal Youtube Refly Harun pada Selasa, 6 Februari 2024.
Rocky Gerung Beri Nilai Fashion Ganjar-Mahfud-tangkap layar (Refly Harun)-Youtube
Dia menilai, Mahfud yang telah memasuki usia tak lagi muda sangat tidak pantas menggunakan pakaian milenial seperti itu.
"Karena tidak fit and proper dengan bahasa tubuhnya, pak Mahfud terlalu berusia untuk pakai kostum semacam itu," imbuhnya.
BACA JUGA:PNIB Siap Wujudkan Pemilu 2024 Sesuai Cita-cita Pendiri Bangsa, Seruan dari Rumah HOS TJOKROAMINOTO
"Kostum itu upaya untuk menyeragamkan, itu juga ya dipaksakan," lanjut Rocky Gerung.
Rocky Gerung menilai bahasa tubuh pasangan Ganjar-Mahfud hanya ingin memperlihatkan baju yang ia kenakan saja.
"Jadi sebetulnya, debat itu dimulai dengan bahasa tubuh. Nah, bahasa tubuh Pak Ganjar dan Pak Mahfud kelihatannya enggak serius karena dia hanya ingin memamerkan bajunya," ungkapnya.
Berbeda dengan pasangan Anies dan Cak Imin yang jauh beradab dengan menggunakan jas.
"Anies dan Cak Imin jauh lebih beradab, karena jas itu bukan lagi punya barat," katanya.