JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Kisaran Tahun 80-90an Game dengan genre run and run sangat laris di pasaran.
Karena peminat game dengan genre tersebut sangat di kagumi pada masa itu.
Apalagi di tambah aksi yang dapat memecah kebahagiaan.
Salah satu judul game run and run yang paling populer saat itu ialah game Contra keluaran Konami.
Kesuksesan serial game Contra membuat Konami terus melahirkan seri terbarunya hingga saat ini walaupun dengan formula yang sama.
Sayangnya, ketika era video game mulai beralih dari 2D ke 3D, genre Run-and-Gun mulai ditinggalkan dan dilupakan karena dianggap semakin kuno dan minim inovasi.
Hal inilah yang menjadi titik awal keruntuhan serial Contra. Bahkan, seri terakhirnya yang berjudul Rogue Corps mendapat banyak kritikan pedas dari para media dan gamer karena dinilai gagal total.
BACA JUGA:Rahasia Identifikasi Jenazah Terkuak: Antemortem vs. Postmortem, Apa Bedanya?
Untuk mengembalikan nama baik franchise Contra yang sudah tercoreng, Konami akhirnya mempercayakan kepada developer WayForward yang punya pengalaman mengembangkan game-game Shantae dan Advance Wars di masa lalu untuk meracik sebuah game Contra modern yang tetap mempertahankan ciri khas klasiknya.
Dan di tahun 2024 ini, lahirlah sebuah seri terbaru yang berjudul Contra: Operation Galuga.
Yuk kita bahas bersama
Story
Di tahun 26XX Masehi, di Kepulauan Galuga yang terletak di lepas pantai Selandia Baru, telah terjadi hujan meteor yang misterius.
BACA JUGA:Detik-detik Bus Berputar 360 Derajat untuk Hindari Truk Kelapa yang Terguling di Tol Japek