Dolar pun bisa kembali diburu investor sehingga mata uang asing bisa semakin terpuruk.
Indeks dolar terbang ke 106,038 pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 1 November 2023 atau lebih dari lima enam bulan terakhir.
BACA JUGA:Peringatan! AFC Sebut 4 Pemain Timnas U-23 Indonesia Jadi Ancaman di Piala Asia
Bagi Indonesia, dolar yang semakin perkasa adalah kabar buruk karena rupiah bisa terus terpuruk.
Nilai tukar rupiah selama ini masih terancam oleh pergerakan inflasi AS dan kebijakan The Fed.
Bila perang semakin panas dan meluas maka dolar AS semakin diburu dan akibatnya mata uang lain kian terpuruk.
5.Capital Outflow
Mata uang dan saham global langsung ambruk begitu perang Israel vs Hamas meletus pada 7 Oktober 2023.
BACA JUGA:Anak Bayi Diurut Bahaya atau Tidak? Cek Faktanya dari Segi Kesehatan
Kondisi serupa diperkirakan bisa terulang pada Selasa pekan depan saat pasar keuangan Indonesia dibuka kembali.
Perang meningkatkan ketidakpastian global sehingga investor cenderung menarik dana dari aset berisiko tinggi dan negara berkembang.
Arus keluar dana asing atau capital outflow dari pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN) dikhawatirkan meningkat setelah konflik Iran vs Israel memanas. Indonesia merupakan salah satu pasar keuangan yang rawan dengan capital outflow.
Sebagai gambaran, capital outflow mengalir deras dari pasar keuangan Indonesia setelah perang Israel vs Hamas meletus pada 7 Oktober 2023.
Data BI menunjukkan pada periode 9-12 Oktober 2023 terjadi outflow sebesar Rp 4,32 triliun di pasar keuangan Indonesia.
Jual neto Rp4,62 triliun di pasar SBN, jual neto Rp0,10 triliun di pasar saham sementara terjadi beli neto Rp0,40 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).