Banjir tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh sistem cuaca normal yang diperburuk oleh perubahan iklim, kata para ahli.
Pemanasan global telah mengakibatkan air menjadi hangat “luar biasa” di laut sekitar Dubai, di mana juga terdapat udara yang sangat hangat di atasnya, kata Mark Howden, direktur Institut Solusi Iklim, Energi dan Bencana di Universitas Nasional Australia.
“Hal ini meningkatkan potensi laju penguapan dan kapasitas atmosfer untuk menampung air, sehingga memungkinkan terjadinya curah hujan yang lebih besar seperti yang baru saja kita lihat di Dubai.”
Menurut laporan, hujan lebat ini disebabkan oleh badai yang bergerak lambat melintasi Semenanjung Arab dan ke Teluk Oman selama beberapa hari.
BACA JUGA:5 Museum dengan Tema Paling Seru di Jakarta: Bisa Buat Belajar Bareng Anak-anak
Badai ini membawa kelembapan tropis yang melimpah dari dekat khatulistiwa dan melepaskannya secara besar-besaran ke wilayah tersebut.
Badai juga muncul dalam model prakiraan beberapa hari sebelumnya.
Badai tropis besar seperti ini “bukanlah kejadian langka di Timur Tengah”, kata profesor meteorologi Universitas Reading Suzanne Gray.
Dia mengutip penelitian terbaru yang menganalisis hampir 100 peristiwa serupa di Semenanjung Arab bagian selatan dari tahun 2000 hingga 2020, dengan sebagian besar terjadi pada bulan Maret dan April, termasuk badai pada bulan Maret 2016 yang turun 9,4 inci (hampir 240 mm) di Dubai hanya dalam beberapa jam.