JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Ada 4 pilihan buku puisi yang cocok untuk kamu yang suka sekali dengan membaca buku.
Puisi tidak hanya menjadi alat untuk menceritakan narasi, melainkan menjadi saluran untuk menyampaikan pesan yang meresap, atau sebagai medium penyampaian keindahan yang menggetarkan hati.
Oleh karena itu, buku kumpulan puisi ini menjadi sebuah keharusan yang tidak dapat dilewatkan, menjadi teman setia yang menggugah jiwa dan menuntun langkah dalam merasakan kedalaman kata-kata.
BACA JUGA:7 Shio Bertangan Emas yang Diberkati dengan Kekayaan, Siapa Saja Mereka?
1. Hujan Bulan Juni
Buku kompilasi puisi yang diciptakan oleh Sapardi Djoko Damono ini meluncur perdana ke pasar buku pada tahun 1994 silam, karya sastra ini menempati posisi prestisius sebagai salah satu kumpulan puisi yang paling dikenal di Indonesia.
Isi dari buku ini merangkum tema-tema yang berkisar seputar cinta, keindahan alam, dan eksistensialisme, Sapardi Djoko Damono, sosok penyair yang dihormati, terkenal akan penggunaan bahasa yang memukau dan kaya imajinasi, setiap puisinya memancarkan pesona keindahan alam dan kedalaman makna cinta.
Hujan Bulan Juni menjadi salah satu puisi yang paling mencolok dalam karya ini, dalam puisi tersebut, hujan yang turun dengan lembut di bulan Juni dipuja sebagai lambang romansa yang menggugah, itulah kecantikan hujan bulan Juni yang membingkai cinta yang halus dan mengalir dalam makna yang dalam.
BACA JUGA:Wah! Adam Subarkah Sebut Poin Ini Harus Ada dalam Riders Sheila On 7
2. Aku Ini Binatang Jalang
Buku kumpulan puisi "Aku Ini Binatang Jalang" karya Chairil Anwar diterbitkan pada tahun 1949. Karya sastra ini menghadirkan 82 puisi, termasuk yang terkenal seperti "Aku", "Doa", dan "Krawang-Bekasi", tema-tema dalam puisi-puisi tersebut bervariasi, mulai dari cinta, persahabatan, keluarga, alam, hingga masalah sosial dan melalui puisi "Aku", Chairil Anwar mengungkapkan kebebasannya sebagai "binatang jalang", yang tidak terikat oleh aturan sosial.
Dia tanpa ragu mengungkapkan dirinya dan mengejar impian, puisi Doa menggambarkan kekhawatiran Chairil Anwar tentang masa depan Indonesia, berdoa agar bangsanya merdeka dan sejahtera.
Sementara Puisi Krawang-Bekasi menggambarkan kekejaman perang, dengan Chairil Anwar menyatakan dukanya atas para korban, buku ini juga mempesona dengan bahasa yang indah, menginspirasi banyak penyair Indonesia dengan kejelasan dan keindahan bahasanya.
BACA JUGA:Review Game Tales of Kenzera™: ZAU Cerita Menyentuh Antara Anak dan Ayah