JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Pasukan Israel mengerahkan tank dan melepaskan tembakan di dekat daerah yang dibangun di Rafah pada hari Kamis, kata penduduk, setelah Presiden AS Joe Biden berjanji untuk menahan senjata dari Israel jika pasukannya melancarkan invasi besar-besaran ke kota Gaza selatan.
Ketika perundingan gencatan senjata berlanjut di Kairo, kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam mengatakan pejuang mereka menyerang pasukan Israel di pinggiran timur Rafah, menembakkan roket anti-tank dan mortir ke posisi Israel.
Warga dan petugas medis di Rafah, satu-satunya daerah perkotaan besar di Gaza yang belum diserang oleh pasukan darat Israel, mengatakan tembakan tank Israel menewaskan tiga orang dan melukai lainnya di dekat sebuah masjid di lingkungan timur Brasil.
BACA JUGA:Lakukan 5 Hal Ini Agar Mobil Anda Kinclong Terus Setiap Hari
Di tepi timur kota, warga mengatakan sebuah helikopter melepaskan tembakan, sementara drone melayang di atas rumah-rumah di beberapa daerah, beberapa di antaranya dekat dengan atap rumah.
Israel mengatakan militan Hamas bersembunyi di Rafah, tempat ratusan ribu warga Palestina mencari perlindungan setelah melarikan diri dari pertempuran di tempat lain di Gaza, dan Israel perlu melenyapkan mereka demi keamanan mereka sendiri.
Direktur CIA William Burns, yang kembali ke ibu kota Mesir setelah pembicaraan di Yerusalem, melanjutkan pertemuan pada hari Kamis dengan para mediator yang berusaha untuk mengamankan gencatan senjata, kata dua sumber keamanan Mesir.
Biden, yang mengatakan Israel belum menghasilkan rencana yang meyakinkan untuk melindungi warga sipil di Rafah, mengeluarkan peringatan paling kerasnya terhadap invasi darat penuh.
BACA JUGA:Spesifikasi Lengkap dan Harga Mobil Honda Freed Hybrid 2024
“Saya sudah jelaskan bahwa jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata,” kata Biden kepada CNN dalam sebuah wawancara pada hari Rabu.
Tank-tank Israel merebut sisi Gaza dari perbatasan Rafah dengan Mesir pada hari Selasa, memutus jalur bantuan penting dan memaksa 80.000 orang meninggalkan kota tersebut minggu ini, menurut PBB.
"Korban yang dialami keluarga-keluarga ini sungguh tak tertahankan.
Tidak ada tempat yang aman," kata badan PBB untuk pengungsi Palestina dalam sebuah postingan di X.
BACA JUGA:Kamu Tipe Orang Mageran? Ini 3 Tips Menjadi Orang yang Produktif
Pasukan Israel berkumpul di pinggiran Rafah ketika AS memperingatkan serangan besar-besaran-freepik-freepik