Israel berpendapat bahwa keputusan pengadilan PBB memberikan ruang bagi beberapa tindakan militer di sana.
Dalam pernyataan di saluran Telegramnya, Brigade Hamas al-Qassam mengatakan roket diluncurkan sebagai respons terhadap “pembantaian Zionis terhadap warga sipil”.
Rafah terletak sekitar 100 km (60 mil) selatan Tel Aviv.
Israel mengatakan pihaknya ingin membasmi pejuang Hamas yang bersembunyi di Rafah dan menyelamatkan sandera yang menurut mereka ditahan di wilayah tersebut, namun serangannya telah memperburuk penderitaan warga sipil dan menimbulkan kecaman internasional.
BACA JUGA:9 Cara Merawat Kulit Wajah Agar Tetap Sehat Alami, Laki-laki Sini Merapat
Pada hari Minggu, serangan Israel menewaskan sedikitnya lima warga Palestina di Rafah, menurut layanan medis setempat. Kementerian Kesehatan Gaza mengidentifikasi korban tewas adalah warga sipil.
Tank-tank Israel telah melakukan pengintaian di sekitar tepi Rafah, dekat titik persimpangan dari Gaza ke Mesir, dan telah memasuki beberapa distrik di bagian timur, kata penduduk, namun belum memasuki kota tersebut sejak dimulainya operasi di kota tersebut pada awal tahun ini. bulan.
Menteri kabinet perang Israel Benny Gantz mengatakan roket yang ditembakkan dari Rafah “membuktikan bahwa (Pasukan Pertahanan Israel) harus beroperasi di setiap tempat Hamas masih beroperasi”.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengadakan penilaian operasional di Rafah di mana ia diberi pengarahan mengenai “operasi pasukan di atas dan di bawah tanah, serta pendalaman operasi di wilayah tambahan dengan tujuan membongkar batalion Hamas”, kata kantornya dalam sebuah pernyataan. .
BACA JUGA:8 Biang Kerok Kulit Wajah Pria Menjadi Kering dan Kusam
Itamar Ben Gvir, seorang menteri keamanan publik garis keras yang bukan bagian dari kabinet perang Israel, mendesak tentara untuk menyerang Rafah lebih keras. "Rafah dengan kekuatan penuh," tulisnya di X.
Hampir 36.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Israel melancarkan operasi tersebut setelah militan pimpinan Hamas menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Pertempuran juga berlanjut di wilayah utara Gaza, Jabaliya, tempat terjadinya pertempuran sengit pada awal perang. Dalam salah satu penggerebekan, militer mengatakan mereka menemukan tempat penyimpanan senjata dengan puluhan komponen roket dan senjata di sebuah sekolah.
Mereka membantah pernyataan Hamas bahwa pejuang Palestina telah menculik seorang tentara Israel.
BACA JUGA:5 Film Bertemakan Perang Kerajaan Ini Cocok Masuk List Tontonan Kamu, Seru dan Menegangkan!
Media Hamas mengatakan serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di lingkungan dekat Jabaliya menewaskan 10 orang dan melukai lainnya.