Menteri Kesehatan Majed Abu Raman mendesak Washington untuk menekan Israel agar membuka penyeberangan Rafah untuk memberikan bantuan, dengan mengatakan tidak ada indikasi bahwa pemerintah Israel akan segera melakukan hal tersebut dan bahwa pasien di Gaza yang terkepung sekarat karena kurangnya perawatan.
Pertempuran di Gaza setidaknya akan berlanjut sepanjang tahun 2024, kata Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi, mengisyaratkan Israel belum siap untuk mengakhiri perang seperti yang diminta Hamas sebagai bagian dari kesepakatan untuk menukar sanderanya dengan tahanan Palestina.
“Pertempuran di Rafah bukanlah perang yang sia-sia,” kata Hanegbi, seraya menegaskan kembali bahwa Israel bertujuan untuk mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza dan menghentikan serangan Hamas dan sekutunya terhadap Israel.
BACA JUGA:Kiky Saputri Buka Suara Soal Program Tapera: Tabungan Penderitaan Rakyat?
Israel Merebut Seluruh Perbatasan Gaza Dengan Mesir, Dengan Serangan ke Rafah-KamranAydinov-freepik
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Israel perlu menyusun rencana pascaperang untuk Gaza atau mengambil risiko pelanggaran hukum, kekacauan, dan kembalinya Hamas ke wilayah tersebut.
AS, sekutu terdekat Israel, menegaskan kembali penolakannya terhadap serangan darat besar-besaran di Rafah pada hari Selasa sambil mengatakan bahwa mereka tidak yakin operasi semacam itu sedang dilakukan.
Lebih dari 36.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza, kata kementerian kesehatan di daerah kantong tersebut.
Israel melancarkan perangnya setelah militan pimpinan Hamas menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.
BACA JUGA:Dua Lipa Bakal Gebrak Jakarta, Jangan Lewatkan Konsernya di November 2024 mendatang!
NEGOSIASI CEASEFIRE BERJUANG
Tidak ada kabar pada hari Rabu mengenai perkembangan gencatan senjata dan pembicaraan pembebasan sandera.
Hamas mengatakan perundingan tidak ada gunanya kecuali Israel mengakhiri serangannya di Rafah.
Sayap bersenjata Hamas dan sekutu Jihad Islam mengatakan mereka menghadapi pasukan penyerang di Rafah dengan roket anti-tank dan bom mortir serta meledakkan alat peledak yang mereka tanam, sehingga menghasilkan banyak serangan yang berhasil.
Militer Israel mengatakan tiga tentara Israel tewas dan tiga lainnya luka parah.