Jangan Panik! Kenali 6 Penyebab Anak Tantrum, Nomor 3 Sering Sekali Terjadi
Jangan Panik! Kenali 6 Penyebab Anak Tantrum, Nomor 3 Sering Sekali Terjadi-karlyukav-freepik
JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Anak tantrum seringkali menjadi momok menakutkan bagi para orangtua.
Tantrum sendiri merupakan reaksi emosional yang berlebihan dan tidak terkontrol yang biasanya ditunjukkan oleh anak-anak.
Namun, sebelum kita menghakimi atau marah pada anak yang sedang tantrum, sebaiknya kita mencari tahu penyebab di balik perilaku mereka tersebut.
BACA JUGA:Orang Tua Wajib Amalkan 4 Doa Ini, Insya Allah Menuntun Anak Jadi Lebih Soleh dan Sholeha
1. Keterlambatan Bicara
Anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara cenderung sulit untuk mengungkapkan keinginan dan perasaan mereka dengan kata-kata. Mereka mungkin merasa frustrasi karena tidak bisa menyampaikan apa yang mereka inginkan atau butuhkan kepada orang dewasa di sekitar mereka.
Hal ini dapat menyebabkan anak tantrum karena mereka tidak tahu cara lain untuk mengekspresikan ketidakpuasan atau kekecewaan mereka. Jadi, kalau anak telah berusia lebih dari 2 tahun, namun masih belum bisa bicara dengan lancar, segera tangani supaya emosinya bisa lebih stabil dan marah-marah tidak menjadi karakternya.
2. Bingung dengan Instruksi yang Diberikan
Anak-anak pada dasarnya masih dalam tahap perkembangan dan belum memiliki kemampuan untuk mengatur emosi mereka dengan baik. Oleh karena itu, saat mereka merasa bingung dengan instruksi yang diberikan, hal ini dapat menyebabkan mereka merasa frustasi dan akhirnya meledak dalam bentuk tantrum.
Anak belum paham dengan kata larangan seperti jangan, no, tidak boleh yang bukan termasuk kata kerja atau kata benda. Yang harus kita lakukan adalah memberikan solusi yang jelas dan memberi tahunya dengan kalimat positif dan hindari kata larangan.
BACA JUGA:Tips Ringan Ajak Anak Puasa Ramadhan 2024, Begini Loh Cara Melatihnya
3. Tidak Konsisten dengan Peraturan
Salah satu faktor yang sering kali menjadi pemicu tantrum pada anak adalah kurang konsistennya orang tua dalam memberlakukan aturan. Ketika seorang anak tidak tahu dengan pasti apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan, mereka akan cenderung merasa bingung dan frustasi.
Misalnya, jika orang tua memberikan aturan bahwa anak tidak boleh nonton lebih dari 30 menit, namun kemudian memberikan izin ketika kondisi tertentu, maka hal ini akan membuat anak merasa bahwa aturan tersebut tidak konsisten dan bisa dilanggar sewaktu-waktu.
Temukan konten semaraknews.co.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-