Israel Mengambil Alih Jalur Bantuan Rafah

Rabu 08-05-2024,09:39 WIB
Reporter : Ade Nugroho
Editor : Priya Satrio

JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Di Jenewa, juru bicara kantor kemanusiaan PBB Jens Laerke mengatakan "kepanikan dan keputus asaan" mencengkeram masyarakat di Rafah.

Ia mengatakan berdasarkan hukum internasional, masyarakat harus mempunyai waktu yang cukup untuk mempersiapkan evakuasi, dan memiliki rute yang aman menuju daerah aman yang memiliki akses terhadap bantuan.

Hal ini tidak terjadi pada evakuasi Rafah, katanya.

BACA JUGA:Jangan Biarkan Rasa Takut dan Kegagalan Membatasi Potensimu, Ikuti 5 Tips Ampuh Ini!

“Kota ini penuh dengan persenjataan yang belum meledak, bom-bom besar yang berserakan di jalan. Ini tidak aman,” katanya.

Pada Selasa pagi, orang-orang mencari mayat di bawah reruntuhan bangunan.

Raed al-Derby mengatakan istri dan anak-anaknya telah terbunuh.

Sambil berdiri di jalan, kesedihan tergambar di wajahnya, dia mengatakan kepada Reuters: "Kami bersabar dan kami akan tetap teguh di tanah ini.

Kami menunggu pembebasan dan pertempuran ini adalah untuk pembebasan, Insya Allah."

BACA JUGA:Harga Emas Antam dan UBS Naik! Cek Rinciannya di Pegadaian Hari Ini, Selasa 7 Mei 2024

Lebih dari satu juta orang mencari perlindungan di Rafah, tinggal di tenda-tenda dan tempat penampungan sementara.

Banyak di antara mereka yang mencoba untuk pergi, karena mengindahkan perintah Israel agar mereka mengungsi, namun karena sebagian besar wilayah pesisir sudah hancur, mereka mengatakan tidak punya tempat yang aman untuk dituju.

Militer Israel mengatakan operasi terbatas di Rafah dimaksudkan untuk membunuh para pejuang dan membongkar infrastruktur yang digunakan oleh Hamas, yang menguasai Gaza.

Israel mengontrol seluruh akses laut dan udara ke Gaza dan sebagian besar perbatasan daratnya.

BACA JUGA:Promo Spesial Gokana Ramen & Teppan Khusus di Bulan Mei: Makan Puas Berdua Hanya Rp 90 Ribuan Aja!

Kategori :

Terpopuler